Toxic Productivity, Ketika Obsesi Menjadi Produktif Berujung Burnout

Toxic Productivity, Ketika Obsesi Menjadi Produktif Berujung Burnout

Kenali gejala toxic productivity serta cara mengatasinya. --freepik.com

BACA JUGA:Digitalisasi dalam Pengembangan Kompetensi Karyawan

3. Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil: Fokus pada proses belajar dan berkembang, bukan semata-mata pada hasil akhir.
Mengatasi toxic productivity dengan membuat jadwal yang tegas serta mencari dukungan dari sekitar. --freepik.com

4. Istirahat yang Berkualitas: Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan lakukan aktivitas yang menyenangkan di luar pekerjaan.

5. Cari Dukungan: Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika merasa kewalahan.

Toxic productivity adalah fenomena saat obsesi untuk selalu produktif justru membawa dampak negatif bagi kesehatan dan kualitas hidup. 

Produktivitas adalah hal yang baik. Tetapi jika berlebihan dan tidak terkontrol, justru bisa menjadi racun bagi diri sendiri. 

BACA JUGA:Seni sebagai Terapi, Ekspresi Diri untuk Kesehatan Mental

BACA JUGA:Crab Mentality di Dunia Kerja dan Cara Menghadapinya

Dengan mengenali tanda-tanda dan penyebabnya, serta menerapkan strategi untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kita dapat mencegah burnout dan menjalani hidup dengan lebih sehat dan bahagia. 

Ingatlah, produktivitas sejati bukan hanya tentang seberapa banyak yang dapat dicapai. Tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga kesejahteraan diri dalam prosesnya. (*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: