Digitalisasi dalam Pengembangan Kompetensi Karyawan

Digitalisasi dalam Pengembangan Kompetensi Karyawan

ILUSTRASI digitalisasi dalam pengembangan kompetensi karyawan. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

PERSAINGAN dunia usaha yang makin ketat menuntut perusahaan harus bekerja secara efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan biaya operasional perusahaan. Hal tersebut perlu dilakukan agar perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. 

Begitu pula yang telah dilakukan beberapa perusahaan yang telah menerapkan overall cost leadership sebagai strategi bisnis

Perusahaan perlu mengelola biaya agar lebih efektif dan efisien serta menjaga konsistensi mutu produk sehingga memiliki daya saing tinggi yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan lebih tinggi bagi perusahaan.

BACA JUGA:Demokrasi Digital dan Partisipasi Pemilih

 BACA JUGA:Implementasi QRIS dan Inklusi Sistem Ekonomi Digital

Perusahaan juga perlu melakukan reformasi bisnis dengan memaksimalkan aset yang dimiliki demi keberlangsungan hidup. Tentu hal itu dilakukan guna mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan tetap mengedepankan tata nilai perusahaan. 

Mewujudkan visi, misi, dan strategi perusahaan tentu tidak terlepas dari peran serta sumber daya manusia. Guna mewujudkan visi, misi, dan strategi perusahaan, diperlukan SDM yang kompeten di bidangnya sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif. 

Spencer (dalam Sahara, 2004:73), mendefinisikan kompetensi secara garis besarnya sebagai suatu karakteristik dasar individu yang mempunyai hubungan kasual dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif di tempat kerja atau pada situasi tertentu. 

BACA JUGA:Peran Media Digital dalam Membangun Rasa Nasionalisme dan Bela Negara

BACA JUGA:Konteks Baru Kata 'Menyala' di Era Digital

Mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, Dicson dan Wetherbe (1987) dalam Hasibuan (2003:54) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja pegawai pada suatu organisasi, yaitu motivasi, budaya, disiplin, kepemimpinan, pengawasan, kepribadian dan pembelajaran. 

Hal itu didukung pula oleh hasil penelitan yang menunjukkan bahwa komitmen karyawan, motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan menjadi membaik setelah dilakukan pengembangan organisasi, termasuk pertemuan formal dan informal seperti pembelajaran dan program reward (Sanposh, 2010). 

Selain itu, pemberian pembelajaran yang cukup dapat meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan (Wright dan Kehoe, 2007).

BACA JUGA:Parenting Islami di Tengah Tantangan Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: