Direksi RSGMP Nala Husada Berganti, Arya Brahmanta Jabat Wadir 1 Bidang Pelayanan

Direksi RSGMP Nala Husada Berganti, Arya Brahmanta Jabat Wadir 1 Bidang Pelayanan

Dr Arya Brahmanta saat sedang melakukan pemeriksaan kepada pasiennya.-Dokumen Dr Arya Brahmanta-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Direksi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Nala Husada Surabaya akan berganti. Direktur dan wakil direkturnya akan dilantik di Aula Laksamana Nala, RSGMP Nala Husada, Senin 17 Februari 2025. Ada dua direksi yang akan dilantik yaitu direktur dan wakil direktur 1.

Wakil Direktur 1 Bidang Pelayanan dijabat oleh Dr Arya Brahmanta. Alumni Universitas Hang Tuah Surabaya yang lulus 2002 itu mulai berkarier di rumah sakit di bawah Yayasan Hang Tuah sejak 2011 lalu. Di sana setelah ia menyelesaikan pendidikan Spesialis Ortodonti di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.

Selain menjadi dokter, ia juga mengajar di Universitas Hang Tuah Surabaya sejak 2004. Pada 2023 lalu, Arya mendapatkan gelar FICD (Fellow International College of Dentists).

Arya selama ini juga menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya sejak 2021- 2024. Saat ini Dr. Arya juga menjabat sebagai ketua Ikatan Ortodontis Wliayah Jawa Timur (IKORTI).

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Laksamana Pertama TNI (Purn) Dr drg R.A. Nora Lelyana MH Kes FICD, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UHT Surabaya: Fu Chang Fu Sui

Sebagai Wadir 1 bidang Pelayanan nantinya Arya punya komitmen meningkatkan pelayanan di rumah sakit tersebut. Sehingga, rumah sakit itu bisa lebih dikenal masyarakat luas. Khususnya masyarakat di Surabaya Timur. Apalagi RSGMP Nala Husada memang punya fasilitas dan peralatan yang lengkap.

"Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kalau di Surabaya punya rumah sakit khusus gigi dan mulut. Punya dokter spesialis gigi dan mulut yang juga lengkap. Mulai dari bedah mulut, Ortodontis (kawat gigi) dan berbagai macamnya lagi," kata Arya pada Harian Disway, Sabtu 15 Februari 2025.

Namun, secara khusus ia ingin meningkatkan mengenai ortodonti atau perataan gigi. Menurutnya, prevalensi maloklusi di Indonesia masih tinggi. Yakni sekitar 80 persen dari jumlah penduduk di negara tersebut. Karena itu, kebutuhan perawatan ortodonti dari tahun ke tahun semakin meningkat. Mulai maloklusi tingkat sederhana sampai kompleks.

"Karena saya spesialis di bidang itu dan peluang yang cukup besar, sehingga saya ingin meningkatkan pelayanan di segmen perawatan maloklusi. Namun yang lain juga harus ditingkatkan juga. Sehingga masyarakat yang datang merasa senang dan nyaman," ucapnya.

BACA JUGA:PCU Resmikan Fakultas Kedokteran Gigi, Siapkan Lulusan Adaptif Teknologi

Arya mengatakan, sebagian besar orang tua berpikir bahwa perawatan ortodonti hanya untuk remaja atau orang dewasa. Padahal, menurutnya, waktu yang paling baik untuk memulai perawatan ortodonti adalah saat anak tersebut berusia 9 tahun. Saat di mana usia tumbuh kembang anak. 

Menurut American Association of Orthodontists (AAO) anak-anak usia 7 tahun sudah harus mulai kontrol ke dokter gigi ortodontis (dokter gigi spesialis ortodonti/kawat gigi).

Perawatan ortodonti apabila dimulai pada waktu yang tepat akan mempermudah perawatan dan menghasilkan prognosis yang lebih bagus. Sebab di usia anak-anak pertumbuhan dan perkembangan tulang masih optimal.

"Sebagai seorang ortodontist maka sudah menjadi tugas saya untuk berkontribusi menurunkan prevalensi maloklusi yang cukup tinggi di Indonesia,” katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: