Fariz R.M. Narkoba Lagi

ILUSTRASI Fariz R.M. Narkoba Lagi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Sepekan hal itu dilakukan. Kemudian – inilah percobaannya– metronom didentingkan, tapi Pavlov tidak memberi makan si anjing. Stop. Kosong. Akibatnya, anjing ngiler berlepotan.
Dari situ Pavlov berkesimpulan, otak anjing sudah terpola pada suatu pengondisian. Denting, makan. Atau, asisten berbaju putih, makan. Kalau manusia, makan dulu, lalu merokok.
Percobaan anjing Pavlov itu memainkan peran penting dalam penemuan salah satu konsep terpenting dalam psikologi: Pengondisian klasik.
Apa korelasi hal itu dengan narkoba Fariz R.M.? Apakah jawabnya, kecanduan? Tentu saja. Tapi, mengapa kecanduan?
Pastinya, Fariz punya momentum tertentu yang cuma ia sendiri yang tahu bentuknya. Momentum pengondisian. Bisa jadi, setiap ia stres, lalu ingat sabu. Asal stres, lalu nyabu. Begitu seterusnya.
Momentum itu bersifat individual. Setiap orang beda bentuknya. Ada orang yang bilang: ”Lagi nganggur-nganggur begini, enaknya makan apa ya? O ya… makan rujak cingur.”
Maka, setiap sedang bengong, orang tersebut pasti mencari rujak cingur. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: