Fariz R.M. Narkoba Lagi

Fariz R.M. Narkoba Lagi

ILUSTRASI Fariz R.M. Narkoba Lagi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Diungkapkan, tingkat pelepasan dopamin melebihi aktivitas apa pun yang dilakukan manusia. Daftarnya sebagai berikut:

Mengonsumsi makanan favorit meningkatkan dopamin sekitar 50 persen di otak.

Berhubungan seks meningkatkan dopamin sekitar 100 persen. Kokain meningkatkan dopamin sekitar 300 persen. Metamfetamin (sabu-sabu) meningkatkan dopamin 1.000 persen. Itu berarti sepuluh kali daripada kenikmatan orgasme.

Seperti ditulis Prof Nicole, otak manusia diprogram untuk terus berusaha mengulang hal-hal yang menyenangkan. Mau-mau lagi. Kecanduan hal-hal yang menyenangkan adalah manusiawi. Otak manusia memang diprogram begitu. Kecanduan bukan cuma milik orang bebal.

Dan, kecanduan terkait momentum. Misalnya, perokok bakal merokok setelah makan. Pokoknya, habis makan terus merokok. Nah, saat selesai makan dan rokoknya habis, orang itu bakal menuju toko untuk membeli rokok. Sepanjang perjalanan menuju toko rokok, orang itu terus-menerus membayangkan rokok. Sampai dapat. Kemudian disulut, diisap. Lega. 

Hal itu adalah semacam sinyal dari otak: Makan, lalu merokok. Dalam psikologi disebut pengondisian klasik. Diajarkan ke mahasiswa psikologi tingkat awal.

Psikolog Kendra Cherry dalam karyanya yang berjudul Pavlov’s Dogs and the Discovery of Classical Conditioning, dimuat di Verywell Mind, 8 Januari 2025, menyebutkan, pengondisian klasik ditemukan Ivan Pavlov.

Ivan Pavlov adalah ahli fisiologi Rusia terkemuka. Bukan psikolog. Ia memenangkan hadiah Nobel pada 1904 atas karyanya dalam mempelajari proses pencernaan.

Teori Pavlov tentang pengondisian klasik ditemukan tahun 1890. Disebut juga pengondisian Pavlov. Ditemukan secara tidak sengaja. Pada anjing milik Pavlov di Rusia.

Dikisahkan, di tahun itu, ketika Pavlov sedang meriset pencernaan anjing, ia mengetahui bahwa anjing selalu mengeluarkan air liur (ngiler) setiap kali asisten Pavlov masuk ke ruang penelitian Pavlov untuk memberi makan anjing. Asisten itu berpakaian serbaputih. 

Kemudian, Pavlov meminta asistennya agar masuk ke ruangannya, tapi tidak membawa makanan anjing. Cuma masuk saja. 

Hasilnya, anjing ngiler. Sambil terus memandangi si asisten. Menunggu diberi makan. Si anjing juga melihat bahwa asisten tidak membawa makanan. Ilernya tambah menetes. Sampai si asisten keluar ruangan lagi.

Kemudian, Pavlov mengubah pengondisian. Dengan cara latihan. Caranya, ia membunyikan metronom. Itu alat pengukur tempo musik, diciptakan Johann Nepomuk Maelzel asal Jerman. Disebut juga Metronome Maelzel. Bunyinya: tak… tak… tak… ting. Itu untuk tempo tiga per empat.

Begitu metronom dibunyikan Pavlov, anjing diberi makan oleh Pavlov. Bukan lagi oleh asisten. Ini latihan.

Terus-menerus begitu. Metronom berdenting, anjing diberi makan. Anjingnya jadi hafal. Tak… ting… makan. Seperti halnya manusia, setelah makan lanjut merokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: