Tabbouleh dan Fattoush, Dua Salad Timur Tengah yang Semakin Populer di Indonesia

Tabbouleh dan Fattoush, Dua Salad Timur Tengah yang Semakin Populer di Indonesia

Masakan Timur Tengah semakin dikenal di Indonesia. D antaranya melalui dua jenis salad khas: tabbouleh dan fattoush. Kedua salad ini memiliki cita rasa segar dengan bahan utama sayuran, rempah-rempah, dan dressing khas berbahan dasar minyak zaitun. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Masakan Timur Tengah semakin dikenal di Indonesia. D antaranya melalui dua jenis salad khas: tabbouleh dan fattoush. Kedua salad ini memiliki cita rasa segar dengan bahan utama sayuran, rempah-rempah, dan dressing khas berbahan dasar minyak zaitun.

Meskipun di Timur Tengah hidangan ini sudah menjadi bagian dari menu sehari-hari, di Indonesia penyajiannya mulai disesuaikan dengan selera lokal. Tabbouleh dan fattoush berasal dari wilayah Levant yang mencakup Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina.

Tabbouleh diyakini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, berasal dari bangsa Fenisia di Timur Tengah. Salad ini berbahan utama peterseli cincang halus, tomat, bulgur, mint, bawang bombay, minyak zaitun, dan jus lemon.

BACA JUGA: Tamer Hindie, Minuman Segar Khas Timur Tengah yang Mampu Menetralkan Kolesterol

Dalam sejarahnya, tabbouleh adalah makanan khas masyarakat pedesaan di pegunungan Lebanon dan Suriah. Fattoush berawal dari masyarakat petani Levant yang menciptakan salad dengan mencampurkan sayuran segar dan potongan roti pita goreng .

Nama fattoush berasal dari bahasa Arab fatt , yang berarti "merobek" atau "memecah", karena roti pita dipotong kecil sebelum dicampurkan ke dalam salad. Seiring perkembangan zaman, kedua salad ini berkembang dan memiliki variasi di berbagai negara.
Berasal dari kawasan Levant, salad tabbouleh dikenal sebagai salad berbahan dasar peterseli dengan bulgur dan minyak zaitun. --iStockphoto

Termasuk adaptasi yang lebih familiar di Indonesia. “Di sini, kita punya tiga jenis salad Arab: tabbouleh, tomat, dan fattoush. Sebenarnya, salad Timur Tengah itu banyak, ada juga baba ghanoush, paneer, dan lainnya," ujar Chef Sutadi Arry Nugroho

BACA JUGA: 3 Kreasi Masakan Fusion, Padukan Rasa Nusantara dan Barat

Tapi, di Indonesia, masyarakat belum terlalu familiar dengan makanan khas Timur Tengah, jadi kita pilih yang ringan dulu. Nanti, bisa saja kita rolling dan menghadirkan variasi lainnya,” ujar executive chef Hotel Majapahit Surabaya.

Tabbouleh dan fattoush dikenal sebagai salad segar khas Timur Tengah. Namun, dalam variasi lokal, hidangan ini dibuat dengan bahan dasar kacang Arab (buncis) yang harus direndam semalaman sebelum diolah.

“Kacang Arab itu sebelum diolah harus direndam dulu selama semalam biar empuk. Setelah itu, kita proses di blender. Bisa dicampur dengan tomat, timun, dan bahan lainnya. Ada yang di-blender halus, ada juga yang agak bertekstur,” tambahnya.

BACA JUGA: Kuliner Islam dalam Masakan Eropa

Untuk menjaga cita rasa khasnya, bahan-bahan tabbouleh dan fattoush diperoleh langsung dari kawasan Sunan Ampel, Surabaya , yang dikenal sebagai pusat kuliner khas Timur Tengah. “Saya selalu ambil bahan Arab di sana, biar nggak pusing. Sekali belanja, bisa dapat banyak di satu tempat,” jelasnya.

Setelah kacang Arab yang sudah diblender dicampur dengan timun dan tomat, hidangan ini diberi minyak zaitun agar lebih kaya rasa. “Blender-nya sampai lembut, tapi tetap ada teksturnya biar lebih nikmat,” ujarnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: