Trump Ancam Naikkan Tarif untuk Tiongkok Hingga 104 Persen

Trump Ancam Naikkan Tarif untuk Tiongkok Hingga 104 Persen

Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Putih pada tanggal 7 April 2025. Trump memperingatkan Tiongkok dengan ancaman tarif baru jika Tiongkok terus menentang tarifnya.--Kevin Dietsch / AFP

Sedangkan sejumlah negara akan terkena tarif yang lebih tinggi mulai hari Rabu, 9 April 2025 besok. Termasuk bea 34 persen untuk barang Tiongkok dan 20 persen untuk produk Uni Eropa.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyarankan dalam wawancara dengan Fox News menyatakan bahwa puluhan negara telah mengajukan permintaan untuk bernegosiasi. 


Sebuah layar dengan indikator menunjukkan penurunan saham yang Asia terlihat di distrik Jing'an di Shanghai, pada tanggal 7 April 2025. --HECTOR RETAMAL / AFP

BACA JUGA:Trump Terapkan Tarif Impor 32 Persen untuk Produk Indonesia, Begini Langkah Pemerintah

Dari sisi ekonomi domestik, kebijakan Trump menuai kekhawatiran luas. CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa mendorong inflasi. 

Selain itu, Senator Partai Republik Ted Cruz juga menyatakan kekhawatiran terkait dampak kebijakan tarif terhadap masyarakat luas. 

Ia memperingatkan potensi kehilangan lapangan kerja dan lonjakan harga barang, yang bisa berdampak buruk secara politik menjelang pemilu paruh waktu tahun depan.

BACA JUGA:Trump Umumkan Kebijakan Tarif Baru, Tiongkok Kena 34 Persen, Uni Eropa 20 Persen

Meski begitu, Trump tetap optimistis bahwa kebijakan tarif akan mendorong kebangkitan sektor manufaktur di AS. Ia percaya bahwa perusahaan asing akan terdorong untuk memindahkan produksinya ke dalam negeri.

Namun, banyak ekonom meragukan efektivitas pendekatan tersebut dan menilai kebijakan tarif Trump bersifat sembarangan serta tidak didasari analisis ekonomi yang kuat.

Dengan berbagai tekanan dan reaksi keras dari berbagai pihak, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diprediksi akan terus berlanjut dan membawa dampak besar terhadap stabilitas ekonomi global.(*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: