Resistansi Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang Tarif Trump

ILUSTRASI Resistansi Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang Tarif Trump.-Falah untuk Harian Disway-
Krisis itu mengakibatkan resesi global karena banyak negara mengalami penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi, lonjakan pengangguran, dan penurunan tingkat perdagangan internasional.
Kedua, krisis utang Eropa (2010–2012) dimulai ketika beberapa negara Eropa seperti Yunani, Spanyol, dan Portugal mengalami kesulitan untuk membayar utang pemerintah.
Hal itu memengaruhi stabilitas mata uang euro dan memicu kebijakan penghematan di banyak negara Eropa.
Ketiga, pandemi Covid-19 (2020). Hal itu menyebabkan gangguan besar dalam ekonomi global. Sistem lockdown yang diterapkan di banyak negara memengaruhi produksi, distribusi barang, dan permintaan konsumen.
Banyak negara terjebak dalam resesi. Stimulus ekonomi besar-besaran digelontorkan untuk menghindari keruntuhan ekonomi.
Salah satu kekuatan yang dapat menopang ekonomi Indonesia agar tetap stabil adalah peran UMKM yang ada di seluruh wilayah, baik perkotaan maupun perdesaan.
Didukung program pembangunan perdesaan yang digulirkan pemerintah seperti dana desa dan lain-lain, secara perlahan, infrastruktur ekonomi perdesaan tumbuh.
Pun, adanya pertumbuhan inovasi yang dapat memberikan peningkatan pendapatan masyarakat desa.
Sebagai bukti, jumlah desa mandiri di Indonesia meningkat.
Jumlah desa mandiri di Indonesia terus bertambah. Jumlah desa mandiri pada Oktober 2024 tercatat sebanyak 17.203 desa.
Sebelumnya, yaitu tahun 2023, ada sekitar 11.456 desa mandiri.
Bahkan, pemerintah akan meluncurkan program Koperasi Desa Merah Putih yang dapat menguatkan pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.
Demikian pula program makan siang bergizi gratis. Itu dapat meningkatkan konsumsi lokal jika dalam pelaksanaannya memberdayakan sumber daya pangan lokal.
Dengan demikian, produk pangan lokal akan terserap untuk memenuhi kebutuhan program makan bergizi gratis. Jangan sampai ada kasus-kasus seperti sayuran dibuang begitu saja karena tidak laku dijual.
Juga, pernah ada kasus peternak membagikan ternaknya secara gratis, membantai indukan karena karga telur menurun tajam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: