Boeing Tertekan, Tiongkok Larang Pengiriman Pesawat AS

Logo Boeing terlihat di pabrik perusahaan di Renton, Washington, pada tanggal 15 April 2025. Raksasa penerbangan AS, Boeing, kini menemukan dirinya terseret ke dalam konflik perdagangan. Tiongkok perintahkan maskapai hentikan pengiriman pesawat Boeing aki--Jason Redmond / AFP
HARIAN DISWAY - Pemerintah Tiongkok dilaporkan telah memerintahkan seluruh maskapai penerbangannya untuk menghentikan pengiriman pesawat dari produsen Amerika Serikat: Boeing.
Langkah itu menjadi bagian dari respons keras Beijing terhadap perang dagang yang semakin panas antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Terutama setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor baru hingga 145 persen terhadap berbagai produk asal Tiongkok.
Sebuah pesawat Boeing 737-8 MAX milik Southwest Airlines terlihat di dekat Pabrik Boeing tanggal 15 April 2025. Tiongkok perintahkan maskapai hentikan pengiriman pesawat Boeing akibat perang dagang.--Jason Redmond / AFP
Menurut laporan Bloomberg, otoritas Tiongkok tidak hanya menghentikan pengiriman pesawat Boeing, tetapi juga meminta maskapai nasional untuk menunda pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan AS.
Tentu hal itu memicu kekhawatiran besar terhadap masa depan kerjasama dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, terutama di sektor penerbangan.
Boeing, yang dikenal sebagai eksportir terbesar Amerika Serikat, menjadi pihak yang sangat terdampak akibat keputusan tersebut.
BACA JUGA:Melunak, AS Bebaskan Tarif Tambahan Untuk Barang-Barang Elektronik Tertentu dari Tiongkok
Data terakhir menunjukkan, hingga akhir Maret 2025, perusahaan itu memiliki 130 pesanan pesawat dari pelanggan di Tiongkok. Termasuk maskapai dan perusahaan penyewaan.
Namun, karena sebagian pembeli dirahasiakan, jumlah sebenarnya bisa lebih besar.
Di sisi lain, analis dari Bank of America menyatakan bahwa pasar Tiongkok menyumbang sekitar 20 persen dari total permintaan global untuk pesawat komersial besar selama dua dekade ke depan.
Oleh karena itu, pelarangan tersebut dinilai sebagai langkah yang tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Terutama karena produsen lain seperti Airbus memiliki kapasitas produksi yang terbatas.
BACA JUGA:Trump: Pengecualian Tarif terhadap Beberapa Produk Tiongkok Hanya Bersifat Sementara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: