Prabowo: Kita Harus Mandiri Menghadapi Politik Tarif Trump

Prabowo: Kita Harus Mandiri Menghadapi Politik Tarif Trump

ILUSTRASI Prabowo: Kita Harus Mandiri Menghadapi Politik Tarif Trump.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dalam menghadapi tantangan global yang makin kompleks, Indonesia perlu menetapkan agenda yang jelas untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, terutama dari AS dan Tiongkok. 

BACA JUGA:Enam Jam di Hambalang; Catatan dari Pertemuan Prabowo dan Pimpinan Media

BACA JUGA:Impor Bebas ala Prabowo

Selama era Jokowi, pemerintah cenderung mendekatkan diri kepada Tiongkok melalui berbagai kerja sama. Termasuk proyek Woosh dan penggunaan tenaga kerja dari Tiongkok. Namun, situasi saat ini menuntut perubahan arah yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Salah satu langkah strategis adalah membangun aliansi dengan negara-negara periphery untuk mengantisipasi kekuatan negara-negara pusat. 

Mengacu pada teori sistem dunia (Immanuel Wallerstein) dan teori ketergantungan (Fernando Henrique Cardoso), Indonesia perlu memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara di kawasan ASEAN, Timur Tengah, dan Afrika. 

BACA JUGA:Prabowo Adalah (Bukan) Kita

BACA JUGA:Pak Harto, Prabowo, dan Para Taipan

Diversifikasi pasar itu tidak hanya akan mengurangi risiko ketergantungan, tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, sangat penting untuk mengurangi gaya hidup hedonis di kalangan pejabat publik. Kasus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menggunakan jet pribadi untuk perjalanan pribadi menunjukkan perlunya perubahan sikap dalam pengelolaan anggaran publik. 

Meski Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menegaskan bahwa penggunaan jet pribadi tersebut dibiayai dana pribadi dan bukan dari anggaran negara, Bahlil melakukan perjalanan tersebut untuk bersilaturahmi ke kampung halamannya di Fakfak, Papua Barat, dan menghadiri pernikahan stafnya di Maluku. 

BACA JUGA:Jejak Soemitro Djojohadikoesoemo, Langkah Prabowo Subianto

BACA JUGA:100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

Namun, penggunaan jet pribadi dalam konteks itu tetap dianggap tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat yang sedang berjuang menghadapi tantangan ekonomi.

Kasus lain yang juga mencolok adalah perjalanan Lucky Hakim. Bupati Indramayu tersebut berlibur ke Jepang saat libur Lebaran 2025. Perilaku hedonis seperti itu mencerminkan ketidakpekaan pejabat terhadap keadaan rakyat yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: