Makna Asap Hitam dan Putih, Simbol Pemilihan Paus dalam Proses Konklaf

Asap hitam (fumata nera) yang mengepul menandakan bahwa belum ada kesepakatan yang tercapai. --Pinterest
Konklaf dimulai setelah masa berkabung sembilan hari (novemdiales) pasca wafatnya seorang paus. Setelah itu, para kardinal berkumpul untuk memulai rangkaian pemungutan suara yang bisa berlangsung berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, bergantung pada dinamika dan konteks yang tercapai di antara para pemilih.
Asap hitam (fumata nera) yang mengepul menandakan bahwa belum ada kesepakatan yang tercapai. --Pinterest
BACA JUGA: Profil 9 Pemeran Film Conclave, Ralph Fiennes dari Lord Voldermort jadi Kardinal Bijaksana
Di tengah keterisolasian ini, satu-satunya informasi yang bisa sampai ke dunia luar adalah kepulan asap dari cerobong Kapel Sistina. Tradisi ini telah menjadi simbol penting dalam setiap pemilihan Paus.
Asap hitam (fumata nera) yang mengepul menandakan bahwa belum ada kesepakatan yang tercapai, belum ada calon yang mendapatkan mayoritas dua pertiga suara dari para pemilih. Sebaliknya, asap putih (fumata bianca) adalah isyarat yang paling dinanti.
Asap ini menunjukkan bahwa konklaf telah mencapai kesepakatan. Seorang paus baru telah terpilih.
Asap dari cerobong Kapel Sistina bisa muncul berkali-kali selama proses konklaf. Hal tersebut karena pemilihan biasanya diadakan di dua hingga empat sesi setiap harinya.
Setiap selesai sesi pemilihan yang tak berujung terpilihnya seorang paus, balot (surat suara) akan di bakar di tungku khusus yang tersambung dengan cerobong Kapel Sistina. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan isi ballot, siapa mendukung siapa.
Dalam proses pembakaran tersebut, digunakan bahan kimia khusus untuk menghasilkan warna asap yang membedakan hasil pemungutan suara. Akan ada banyak asap hitam. Namun hanya ada satu asap putih.
BACA JUGA: 5 Alasan Menonton Conclave, Film Tentang Pemilihan Paus yang Sabet 8 Nominasi Oscar
Begitu asap putih muncul, suasana di Lapangan Santo Petrus biasanya langsung gemuruh dengan sukacita umat Katolik yang telah menunggu. Segera setelah itu, nama paus baru diumumkan kepada publik, disertai dengan penampilan paus baru di balkon utama Basilika Santo Petrus.
Proses konklaf dijalankan dengan tingkat kerahasiaan yang luar biasa. Semua bentuk komunikasi dari dan ke luar Vatikan selama konklaf dilarang keras.
Kapel Sistina dibersihkan dari perangkat penyadap sebelum dan sesudah proses, dan para kardinal diingatkan bahwa membocorkan informasi konklaf dapat berakibat buruk dan pengucilan dari gereja (excommunicado).
BACA JUGA: Pimpin Misa Pemakaman, Kardinal Re Kenang Sifat Kepemimpinan Paus Fransiskus
Selain bersifat administratif, rangkaian konklaf juga mengandung dimensi spiritual yang mendalam. Para kardinal percaya tidak hanya mengandalkan pertimbangan rasional atau politik, tetapi juga berdoa dan berpikir dalam memilih pemimpin yang dianggap paling layak untuk memimpin gereja menghadapi tantangan zaman yang akan datang.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: