4 Perbedaan Blue Collar dan White Collar dalam Dunia Kerja

Mengenal perbedaan utama istilah Blue Collar dan White Collar. -piranka-iStock by Getty Images
HARIAN DISWAY - Blue collar dan white collar. Istilah yang sering didengar oleh kalangan pekerja. Istilah blue collar mengacu pada pekerja yang melakukan pekerjaan di luar ruangan. Mereka dibayar per jam atau hari.
Dengan kata lain, blue collar umumnya tidak menerima upah setiap bulan. Selain itu, jenis pekerjaan mereka kerap tidak memerlukan kualifikasi tertentu.
Istilah blue collar atau kerah biru pertama kali muncul melalui surat kabar di Alden, Amerika Serikat, pada 1924. Surat kabar tersebut menggunakan istilah itu untuk merujuk pada para pekerja di kota tersebut.
Istilah blue collar mengacu pada pekerja yang melakukan pekerjaan di luar ruangan.-Pinterest-Pinterest
BACA JUGA:6 Rekomendasi Pekerjaan untuk Sarjana Pendidikan yang Enggan Mengajar
BACA JUGA:Tak Kunjung Dapat Pekerjaan Jadi Tekanan Sosial buat Fresh Graduate, Apa Solusinya?
Para pekerja saat itu banyak yang mengenakan kemeja berwarna denim biru. Sebab, warna biru kerap dinilai mampu menutupi noda atau kotoran yang disebabkan pekerjaan berat di luar ruangan.
Sedangkan, white collar atau kerah putih merujuk pada kelas pekerja kantoran atau pekerja di dalam ruangan. Mereka bekerja di kantor dan tidak mengerjakan tanggung jawab yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Selain itu, pekerja white collar memperoleh gaji bulanan.
Istilah kerah putih digunakan karena selaras dengan warna pakaian yang umumnya dikenakan oleh para pekerja kantoran. Mereka tidak masalah untuk menggunakan kemeja berwarna cerah. Karena tidak terpapar debu atau kotoran.
Aspek pembeda blue collar dan white collar
1. Pendidikan
Pekerja blue collar mungkin tidak memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan pekerja white collar. Faktanya, pekerjaan kantor biasanya membutuhkan pendidikan lanjutan lebih tinggi.
Contohnya, perusahaan yang mencari akuntan umumnya mensyaratkan kandidat yang memiliki gelar sarjana di bidang tersebut.
Sebaliknya, blue collar hanya mensyaratkan mereka yang memiliki keterampilan kerja tertentu. keterampilan itu pun bisa diperoleh melalui pelatihan di tempat kerja. Atau melalui sekolah kejuruan.
2. Kelas sosial
Istilah itu juga mencerminkan perbedaan status sosial yang dirasakan antara pekerja white collar dan blue collar.
Dikarenakan mereka bekerja secara fisik dan mungkin memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, pekerja blue collar biasanya dianggap berada di strata sosial yang lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: