Pembuat Video Hoaks Khofifah Jualan Motor Rp500 Ribu Ditangkap, Ternyata Warga Jawa Barat

Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto (tiga kiri) saat mengumumkan tiga pelaku pembuat video hoaks Gubernur Jatim, di Mapolda Jatim, Senin 28 April 2025.-Michael Fredy Yacob-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Jatim menetapkan tiga pemuda asal Jawa Barat sebagai tersangka.
Ketiganya diduga menjadi dalang pembuatan video hoaks di media sosial. Objeknya adalah tiga kepala daerah di pulau Jawa.
Salah satunya adalah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Dalam video itu, Khofifah menawarkan kepada masyarakat Jatim yang belum memiliki motor untuk segera membeli. Harganya hanya Rp500 ribu. Berkas lengkap. Tidak boleh COD.
Ketiga pelaku itu berinisial HMP, UP dan AH. Semuanya warga kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Mereka mengedit video Khofifah menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Mereka mengambil potongan video Khofifah saat diwawancarai awak media.
Kalimat yang diberikan dalam video itu sangat meyakinkan. Sehingga korban percaya dan mengirimkan uang tersebut kepada para pelaku. Setelah video jadi, mereka langsung meng-upload ke sosial media.
Ketiga pelaku itu melakukan aksinya sekitar tiga bulan. Selama itu, mereka mendapatkan keuntungan sekitar Rp 87 juta.
“Ketiga pelaku kami tangkap setelah kami mendapatkan laporan adanya penipuan itu,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Senin 28 April 2025.
Nanang menjelaskan selama menjalankan aksinya, ketiga pelaku berbagi peran. Pelaku HMP membuat video menggunakan teknologi AI. Ia juga membuat rekening. Lalu, pelaku UP yang mengupload di media sosial.
BACA JUGA:Kembangkan Teknologi Artificial Intelligence Kesehatan, UBAYA-Nexmedis Kerja Sama Lebih Intens
Sedangkan AH bertugas menjadi admin Whatsapp (WA). Dalam waktu tiga bulan, sekitar 100 korban yang sudah menyetorkan uang kepada pelaku.
“Ini (video hoaks) tersebar di berbagai tempat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Maluku Utara,” katanya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, para pelaku tidak sekadar memalsukan gambar. Tetapi memanipulasi suara hingga seolah-olah benar-benar berasal Gubernur Jatim. Video palsu tersebut kemudian dijadikan alat untuk menjerat korban.
Agar para korban mengirim sejumlah uang yang diinginkan. Mereka mengiming-iming hadiah atau kendaraan roda dua. “Penggunaan teknologi deepfake seperti ini sangat berbahaya. Karena menyasar kepercayaan masyarakat terhadap pejabat negara,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: