Konsekuensi Hukum Penjahat

Konsekuensi Hukum Penjahat

ILUSTRASI Konsekuensi Hukum Penjahat. Driver ojol di Bogor dibunuh dan dirampok penumpangnya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Jika anak mencuri berulang-ulang, ortu harus tetap tenang menghadapinya. Jelaskan kepadanya bahwa Anda tidak akan dapat melindunginya saat polisi mengambil alih peran ortu. 

Pastikan anak paham, dengan cara apa pun, kejahatan anak akan dimintai pertanggungjawaban hukum dunia dan akhirat. Biarkan ia menerima konsekuensi alamiah, sesuai hukum. Terpaksa dilepas.

Lazimnya, ketika anak dilepas dan ia mengulangi kejahatan, lalu benar-benar dihukum penjara, kebanyakan mereka kapok. Tobat. Karena merasakan konsekuensi hukum yang pahit. Pil pahit bermanfaat buat perjalanan hidupnya yang masih panjang.

Seumpama pil pahit itu tidak juga membuatnya jera berbuat jahat, ya sudah… jalan hidupnya memang begitu. Jalan nasibnya begitu. Ia dengan sadar memilih jalan itu. Berarti, ia termasuk anak atau remaja yang tergolong dalam teori nomor empat: abnormal.

Kasus Roli termasuk golongan yang terakhir itu. Meskipun, seandainya di masa kanak-kanak dulu ia dididik ortu secara baik dan benar. 

Di usianya sekarang, dengan pengalaman kerja buruh pabrik serta pernah dipenjara, ia sudah sangat paham pahitnya konsekuensi hukum. Kini ia terancam hukuman mati.

Pasti, polisi tidak mengungkap latar belakang hidup penjahat sehingga seseorang jadi penjahat. Sebab, hal itu memang bukan tugas polisi. Melainkan, tugas semua ortu, juga calon ortu, mempelajari sekilas kriminologi. Agar mereka dan anak-anaknya kelak tidak jadi korban atau pelaku kejahatan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: