Eropa dan AS Ultimatum Rusia: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Konsekuensi

Eropa dan AS Ultimatum Rusia: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Konsekuensi

(Dari L) Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk dalam konferensi pers pada10 Mei 2025.--Genya SAVILOV / AFP

Sementara itu, Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyampaikan rasa optimis, meski menyadari ujian sebenarnya ada pada reaksi Rusia. 

“Kami akan menunggu bagaimana Putin merespons. Tapi untuk pertama kalinya, dunia benar-benar bersatu,” ujar Tusk.

Kremlin menanggapi dingin ultimatum ini. Juru bicara Presiden Putin mengatakan kepada CNN bahwa Rusia akan "mempertimbangkan" proposal tersebut, namun menegaskan bahwa Moskow menolak tekanan dalam bentuk apa pun. Putin sendiri belum memberikan komentar resmi.

BACA JUGA:Utusan Khusus AS Terbang ke Moskow, Trump Berharap Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Segera Terwujud

Sebelumnya, Rusia telah memerintahkan gencatan senjata selama tiga hari untuk memperingati 80 tahun kemenangan atas Nazi Jerman. 

Namun, pasukan Ukraina melaporkan bahwa pertempuran tetap berlangsung seperti biasa di wilayah timur, terutama di Donetsk.

Seorang petugas medis Ukraina bernama Viktor mengatakan, "Mereka bilang ada gencatan senjata, tapi kami masih melihat pertempuran. Mereka tidak bisa dipercaya."

BACA JUGA:Trump Ancam Akan Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia Setelah Serangannya ke Ukraina

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga turut mendukung rencana ini. Ia menyebut gencatan senjata tanpa prasyarat sangat penting untuk membuka jalan menuju negosiasi damai yang sesungguhnya.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan Ukraina telah selama beberapa minggu mendorong proposal serupa, yang hingga kini belum diterima oleh Rusia.

Rencana gencatan senjata ini akan diawasi terutama oleh Amerika Serikat, namun negara-negara Eropa akan ikut berkontribusi dalam pengawasannya. 

BACA JUGA:Trump Salahkan Zelenskyy atas Perang Ukraina, Dukung Tuntutan Rusia

Langkah ini diharapkan menjadi pintu masuk menuju proses perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan tersebut.(*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: