Komisi IX DPR Desak BPOM Awasi Produksi Tahu Berbahan Bakar Plastik

Komisi IX DPR Desak BPOM Awasi Produksi Tahu Berbahan Bakar Plastik

Uya Kuya minta BPOM segera periksa pabrik tahu di Surabaya yang viral menggunakan plastik sebagai bahan bakar-TVR Parlemen-

HARIAN DISWAYKomisi IX DPR RI meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar segera melakukan pemeriksaan dan memberikan sanksi terhadap pusat produksi tahu di Surabaya, Jawa Timur, yang diduga menggunakan plastik sebagai bahan bakar dalam proses pembuatannya.

Permintaan tersebut muncul setelah Anggota Komisi IX DPR RI, Surya Utama atau yang dikenal sebagai Uya Kuya, mengungkapkan adanya video dokumenter yang menampilkan proses pembuatan tahu di salah satu pusat produksi di Surabaya.

"Dua minggu lalu dikejutkan dengan video yang viral, bukan hanya di Indonesia, tapi viralnya sampai internasional Pak, itu video yang dibuat dokumentari kalau nggak salah judulnya 'Indonesia's Toxic Tofu Timebomb Poisoning Millions Daily'," papar Uya Kuya.

BACA JUGA: BPOM Pastikan Uji Klinis Tahap 3 Vaksin TBC Bill Gates Aman: Tidak Berisiko Membahayakan Jiwa

Itu ia sampaikan dalam rapat kerja Komisi IX bersama BPOM, Kamis 15 Mei 2025. Di situ dokumenternya melakukan penelitian dan pembuatan dokumenter bahwa ternyata di Jawa Timur, sekitar Surabaya, itu ada sentra pabrik pembuatan tahu yang bahan bakarnya menggunakan sampah plastik,” sambungnya. 

Uya Kuya menyatakan kekhawatirannya terhadap kemungkinan tahu yang diproduksi terpapar zat berbahaya akibat penggunaan plastik sebagai bahan bakar dalam proses pembuatannya.

“Nah itu kebayang bagaimana berbahayanya bukan hanya paparan-paparan dari sisa-sisa residu plastik yang masuk ke tahu-tahu itu, tapi juga udara asap-asapnya yang juga meracuni pekerja dan penduduk sekitar,” ujar Uya Kuya.

BACA JUGA:Komisi I DPR RI Desak TNI Evaluasi Total Usai Ledakan Amunisi Tak layak Pakai di Garut

Ia kemudian mempertanyakan sejauh mana BPOM telah melaksanakan fungsi pengawasan dan pengujian terhadap produk tahu yang diproduksi secara massal, terutama yang berasal dari daerah-daerah yang disebutkan dalam dokumenter tersebut..

Selain itu, ia juga mengangkat isu kemungkinan terjadinya praktik serupa di daerah-daerah lain di Indonesia. “Apa yang akan dilakukan BPOM untuk berkoordinasi dengan kementerian/lembaga yang lain atau juga dengan pemerintah daerah setempat?," katanya.

"Saya takutnya bukan hanya di Jawa Timur saja, takutnya ada di tempat-tempat lain yang menggunakan bahan bakar plastik ini sebagai bahan bakar pembuatan makanan. Memang pasti biayanya murah, cuma kan kebayangnya itu racunnya luar biasa pasti,” ucapnya.

BACA JUGA: Komisi I DPR RI Desak TNI Evaluasi Total Usai Ledakan Amunisi Tak layak Pakai di Garut

Sejalan dengan pernyataan Surya, Wakil Ketua Komisi XI, Charles Honoris turut menyoroti persoalan serupa. Dalam nada bercanda, Charles mengungkapkan bahwa ia berhenti mengonsumsi tahu setelah mengetahui fakta-fakta yang disampaikan dalam video tersebut.

Charles juga turut meminta Kepala BPOM Taruna Ikrar beserta jajarannya untuk memeriksa sentra pabrik pembuatan tahu tersebut. “Jadi saya minta Pak BPOM untuk bisa memeriksa tempat-tempat seperti ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: