Anak Bunuh Ibu-Anak

Anak Bunuh Ibu-Anak

ILUSTRASI Anak Bunuh Ibu-Anak.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Bunuh Motif Asuransi

Perkara itu membingungkan penyidik karena tidak lazim. Terutama, polisi mengungkap motif. Bagaimana mungkin itu terjadi?

Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto kepada wartawan mengatakan, Yanti dan Cahya sudah merencanakan pembunuhan itu. Otak pembunuhan adalah Yanti (pelaku 1). Pelaksanaan pembunuhan muncul saat pelaku 2 (Cahyo) utang uang kepada korban untuk membayar utang. Dan, korban tidak memberinya. 

Jadi, motif pembunuhan itu dua versi. Versi Yanti dan versi Cahya. Mereka punya tujuan berbeda. 

BACA JUGA:Bunuh karena Cemburu

BACA JUGA:3 Perempuan Membunuh Pria Penunggak Utang di Bali

AKP Tono: ”Tersangka 1 (Yanti) mengaku sakit hati. Sejak kecil dia merasa selalu dikucilkan ibu. Sedangkan tersangka 2 mengaku sakit hati karena tidak dipinjami uang oleh korban. Saat diutangi, korban beralasan uang dan emas yang ada padanya merupakan titipan adiknya yang bekerja jadi TKI di luar negeri. Setelah itu, para pelaku merencanakan pembunuhan.”

Tersangka Yanti dihadirkan polisi di hadapan wartawan. Dia ditanya motif, menjawab begini: 

”Saya sakit hati. Ibu lebih memperhatikan dua adik saya. Saya dikucilkan. Kalau sudah gini, kan dua adik saya juga merasakan yang sama, tidak bisa lagi dapat kasih sayang dari ibu.”

BACA JUGA:Mayat Korban Pembunuhan di Air

BACA JUGA:Saat Pembunuh Bohong

Ucapan itu terdengar aneh. Lha… dia yang membunuh ibu, langsung beralih topik menyayangkan adik-adiknya tidak dapat kasih ibu. Aneh. 

Kronologi pembunuhan, Senin, 21 April 2025, Yanti dan ayahnyi, Cahya, masuk kamar Lilis di rumah mereka di kampung tersebut. Saat itu Lilis tidur di ranjang bersama cucu perempuan, anak kandung Yanti. 

Yanti bertindak. Langsung mencekik Lilis. Spontan, korban terjaga dan berontak. Saat itulah Cahya memegangi tubuh Lilis. Cekikan Yanti pun intensif, makin dalam. Sampai tubuh Lilis tak bergerak lagi.

Seusai proses itu, bayi anak Yanti terjaga akibat pergulatan di ranjang. Bayi itu menangis. Yanti berusaha mendiamkan, tapi gagal. Tangisnyi kian kencang. Segera, Yanti membekap mulut anaknyi itu. Dia khawatir keributan didengar tetangga. Si bayi berontak menjerit-jerit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: