30.794 CJH Sudah Berangkat, Begini Pesan PPIH Embarkasi Surabaya Jelang Puncak Haji

30.794 CJH Sudah Berangkat, Begini Pesan PPIH Embarkasi Surabaya Jelang Puncak Haji

Jelang puncak haji, PPIH berikan 7 tips penting agar ibadah berjalan aman, nyaman, dan penuh ketenangan.-Mohamad Nur Khotib/Media CenterĀ HajiĀ 2025-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 30.794 calon jamaah haji (CJH) hingga Minggu malam, 25 Mei 2025. Jumlah tersebut terbagi pada 81 kelompok terbang (kloter).

Kini, sebanyak 84 persen jamaah Embarkasi Surabaya telah diberangkatkan, dari jumlah keseluruhan 36.845 orang. Masa pemberangkatan gelombang dua juga semakin mendekati akhir.

Kloter terakhir dijadwalkan akan terbang menuju Tanah Suci pada Sabtu, 31 Mei 2025 mendatang, pukul 02.10 WIB dini hari. Hal ini menandakan puncak haji atau masa Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) segera tiba.

Terkait hal itu, Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Sugiyo menjelaskan, para jamaah gelombang dua memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari segi kelebihan, jamaah haji gelombang dua tiba di Tanah Suci ketika sudah dekat puncak haji.

“Para jamaah haji yang tiba di Tanah Suci ketika mendekati masa Armuzna kelebihannya stamina mereka dari rumah masih bagus sehingga ketika melakukan ibadah Armuzna kondisi fisik masih prima,” ungkapnya, Senin, 26 Mei 2025.

BACA JUGA:Jelang Puncak Haji, Ini 7 Tips Penting agar Ibadah Haji Tetap Aman dan Nyaman

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (14): Tim Mobile Crisis Rescue Disiapkan Layani Jamaah Haji di Mina

Di sisi lain, Sugiyo menjelaskan bahwa ada pula kekurangan yang bisa dialami jamaah gelombang dua. Kekurangan tersebut yakni ketika masa adaptasi dengan situasi di Makkah, para jamaah haji dihadapkan situasi Bus Salawat berhenti beroperasi sementara.

“Di satu sisi, jamaah baru datang harus melakukan umrah tetapi tiga hari menjelang Armuzna itu Bus Salawat tidak ada, jadi biasanya ada kebingungan sendiri bagi jamaah,” tutur pria asal Probolinggo itu.

Untuk menyiasati situasi tersebut, Sugiyo mengimbau para jamaah haji tidak memaksakan diri beribadah di Masjidil Haram ketika tidak ada Bus Salawat yang beroperasi. 

“Para jamaah jangan memaksakan diri beribadah ke Masjidil Haram jika tidak ada Bus Salawat. Beribadah di Maktab memiliki pahala yang sama dengan beribadah di Masjidil Haram,” terang Sugiyo.

Sejalan dengan itu, ia berharap para jamaah haji dapat menjaga kondisi kesehatannya lahir dan batin, khususnya jelang wukuf di Arafah. Sugiyo mengingatkan bahwa inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah.

BACA JUGA:Kartu Nusuk Hilang? Berikut 4 Tips Mengamankan Kartu Nusuk Selama Ibadah Haji

BACA JUGA:7 Cara Mudah Menikmati Ibadah Haji dengan Aman dan Nyaman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: