Mengenal 4 Fase Penting dalam Siklus Menstruasi

Kenali 4 fase menstruasi yang menentukan kesehatan reproduksi wanita. --pixelshot
Setelah ovulasi, folikel yang telah pecah berubah menjadi korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron untuk mempersiapkan rahim jika terjadi kehamilan.
Jika pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan menyusut, kadar hormon menurun, dan endometrium akan luruh, menandai dimulainya siklus baru.
BACA JUGA:7 Tips Sederhana untuk Redakan Nyeri Haid, Bukan Cuma Kompres Air Panas!
Gejala pramenstruasi (PMS) seperti nyeri payudara, kembung, lelah, dan perubahan emosi umum dirasakan pada fase tersebut.
Variasi dan Keseimbangan dalam Siklus
Tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari yang teratur. Panjang fase folikular bisa sangat bervariasi antar individu dan menjadi faktor utama dalam perbedaan panjang siklus. Sementara itu, fase luteal cenderung lebih konsisten, yaitu sekitar 14 hari.
Beberapa faktor dapat memengaruhi keteraturan siklus. Antara lain: stres, berat badan, olahraga berlebihan, kondisi medis seperti PCOS atau gangguan tiroid, penggunaan kontrasepsi hormonal, usia, kebiasaan merokok, dan masa menyusui.
BACA JUGA:6 Tips Redakan Nyeri Perut Saat Haid
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Wanita disarankan berkonsultasi dengan tenaga medis apabila mengalami:
- Menstruasi tidak teratur tanpa penyebab jelas.
- Tidak menstruasi lebih dari 3 bulan.
- Pendarahan sangat banyak atau sangat sedikit dari biasanya.
- Nyeri menstruasi parah yang tidak tertahankan.
- Gejala PMS yang mengganggu aktivitas harian.
- Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau setelah berhubungan seksual.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Herbal Pelancar Haid yang Efektif
Perubahan signifikan dari pola pribadi menstruasi dapat menjadi petunjuk adanya masalah kesehatan yang perlu ditindaklanjuti.
Memahami siklus menstruasi adalah bentuk menghargai tubuh sendiri. Pengetahuan itu memungkinkan wanita untuk lebih peka terhadap tanda-tanda tubuh, menjaga kesehatan reproduksi, serta mengambil langkah tepat ketika terjadi ketidakseimbangan.
Dengan mengenali pola siklus yang normal, setiap wanita dapat menjalani hidup dengan lebih percaya diri dan sehat. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber