Rapat Pimpinan Universitas Airlangga di Kapal Bima Suci: Hadapi Ombak Selaba Lima Tahun ke Depan

Rapat Pimpinan Universitas Airlangga di Kapal Bima Suci: Hadapi Ombak Selaba Lima Tahun ke Depan

PARA pimpinan Universitas Airlangga (Unair) mengelar rapat di KRI Bima Suci. Mereka akan menghadapi "ombak selaba" lima tahun ke depan, bukan riak-raik kecil. -Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-

BACA JUGA:FGD dan Rapat Pimpinan Universitas Airlangga (1): Membangun Kualitas, Wujudkan Universitas Kewirausahaan

BACA JUGA:FGD dan Rapat Pimpinan Universitas Airlangga (2-Habis): Membangun Reputasi PT di Tingkat Global

Belajar tahan menghadapi ombak selaba (obak besar atau gelombang besar). Bukan hanya riaķ kecil di lautan. Itu metafora yang dikemukakan rektor untuk memberikan semangat kepada para peserta rapat agar lebih tahan menghadapi tekanan dan kontestasi yang makin intens serta penuh tantangan.

Metafora yang disampaikan rektor itu relevan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi Universitas Airlangga saat ini dan ke depan. Sebagai PTNBH yang sedang naik daun, harus diakui, tantangan yang dihadapi Universitas Airlangga makin berat. 

Ketika pemerintah mengembangkan kebijakan efisiensi dan mengurangi subsidi kepada seluruh universitas yang ada, menjadi tidak mudah bagi Universitas Airlangga untuk menyediakan dana yang layak bagi pengembangan ke depan. 

BACA JUGA:Berlayar Gunakan Rasi Bintang, KRI Bima Suci Kembali ke Ibu Pertiwi

BACA JUGA:Dicari, Rektor Baru Universitas Airlangga

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saat subsidi dari pemerintah relatif memadai, kini alokasi anggaran yang dikucurkan telah dipotong sebagian. Hal tersebut tentu akan mengurangi kemampuan Universitas Airlangga untuk mendanai program-program yang dibutuhkan.

Selama triwulan I 2025, disadari isu konsolidasi dan efisiensi anggaran merupakan isu utama yang menghambat upaya pengembangan kualitas pembelajaran di Unair.

Selama ini, Universitas Airlangga telah on the track. Reputasi Universitas Airlangga terus meningkat. Saat ini menurut QS ranking, Universitas Airlangga sudah mencapai peringkat ke-308. Bukan tidak mungkin ranking Universitas Airlangga akan terus naik hingga mencapai angka di bawah 300.

TANTANGAN KE DEPAN

Dengan segala keterbatasan yang kini dialami, tantangan yang dihadapi Universitas Airlangga ke depan sudah tentu makin berat. Di bawah kepemimpinan rektor baru Prof Muhammad Madyan, Universitas Airlangga tentu harus pandai-pandai untuk menetapkan program prioritas dan langkah yang inovatif.

Pertama, berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia yang benar-benar efektif. Tidak semua fakultas memiliki sumber daya yang cukup sehingga untuk memastikan bagaimana sumber daya manusia yang ada dapat melaksanakan tugas-tugas tridarma dengan baik, tentu harus benar-benar dihitung beban setiap dosen dan tenaga kependidikan.

Kedua, berkaitan dengan upaya membangun fondasi kinerja dosen yang kuat, terutama menyangkut produktivitas dosen dalam menghasilkan karya ilmiah. 

Selam ini, harus diakui bahwa dari segi produktivitas, dosen-dosen Universitas Airlangga telah menghasilkan jumlah karya ilmiah yang besar –minimal masuk tiga besar perguruan tinggi yang paling produktif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: