Pemprov Jatim Evaluasi Sistem SPMB SMA/SMK, Verifikasi Harus Selesai Sekali Datang

Pemprov Jatim Evaluasi Sistem SPMB SMA/SMK, Verifikasi Harus Selesai Sekali Datang

Plt Gubernur Jawa Timur Emil Elestiando Dardak saat melakukan sidak tahapan pengambilan PIN SPMB di SMA 2 Surabaya, Senin, 9 Juni 2025.-Pemprov Jatim-

”Banyak yang mengeluhkan agar tidak usah ada verifikasi dan validasi. Tapi kita ini beroperasi di tengah ketidaksempurnaan sistem yang holistik. Jadi kita harus bisa lebih baik lagi tahun depan dari tahun ini,” tandasnya. 

Emil mengaku sudah melakukan sidak di beberapa SMA/SMK di Surabaya, Senin, 9 Juni 2025. Seperti SMAN 5 Surabaya, SMAN 1 Surabaya, SMAN 2 Surabaya, dan SMKN 4 Surabaya. 

Hasilnya, ia mencatat beberapa temuan terkait proses SPMB, khususnya perbedaan nilai rapor dengan data di Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Menurut Emil, verifikasi data ini sangat penting karena nilai tersebut turut menentukan indeks prestasi sekolah yang berpengaruh pada kelolosan calon murid. 

”Kita harus mengakui bahwa sistem yang ada saat ini belum sempurna. Tetapi juga patut diapresiasi bahwa seluruh rekan-rekan di Dindik Jatim sudah berusaha keras memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pendaftar," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Deni Wicaksono meminta Pemprov Jatim melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan SPMB jenjang SMA/SMK. 

BACA JUGA:Kuota Jalur Afirmasi SPMB Surabaya Diperbesar Jadi 20 Persen

BACA JUGA:SPMB SMP Surabaya Gunakan Sistem Radius, 4 Jalur Pendaftaran Disiapkan

Permintaan ini menyusul viralnya antrean panjang pelajar dan orang tua saat pengambilan Personal Identification Number (PIN). Bahkan ada yang mulai mengantre sejak pukul 04.00 WIB.

Deni menilai, energi masyarakat cukup terkuras akibat proses yang belum sepenuhnya digital. Menurutnya, Pemprov Jatim seharusnya mampu menciptakan sistem yang lebih sederhana, mudah diakses, namun tetap akurat dalam verifikasi data.

”Zaman sudah serba digital, mestinya tidak ada lagi proses yang harus dilakukan secara luring (offline). Ini menjadi catatan serius bahwa kinerja Pemprov di sektor pendidikan masih belum optimal,” ujarnya.

Ia mengibaratkan sistem SPMB seperti tol yang dilewati kendaraan, tiba-tiba ada gundukan besar yang memaksa mobil melambat dan antre satu per satu. Hal ini, kata dia, adalah titik sumbatan yang menyebabkan kemacetan panjang dalam proses pendaftaran.

Deni juga menyoroti pentingnya PIN sebagai kunci akses utama pendaftaran online. Ia meminta agar ke depan proses pengambilan PIN bisa lebih dipermudah tanpa harus datang langsung ke sekolah.

BACA JUGA:PPDB Resmi Dihapus, Begini 4 Jalur SPMB yang Berlaku Mulai Tahun Ini

BACA JUGA:Dindik Jatim Gandeng Sekolah Swasta Beri Beasiswa bagi Siswa Tak Lolos SPMB

Menyadari kondisi ini, ia berharap tahun depan tidak terjadi lagi antrean panjang sejak subuh. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para petugas lapangan yang telah bekerja keras melayani ratusan ribu pendaftar. Juga, menyemangati para pelajar yang tetap sabar menjalani proses SPMB yang melelahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: