Seri Sang Putra Fajar (11): Merantau dan Berhemat demi Pendidikan

Kantor Pos Kebonrojo Surabaya, bangunan yang dulu digunakan sebagai Hoogere Burger School (HBS), sekolah Bung Karno semasa kecil.-Subastian Salim-HARIAN DISWAY
Setelah berada di Kebonrojo, HBS dipindahkan ke lokasi yang kini menjadi bangunan SMA Kompleks Surabaya.-Subastian Salim-HARIAN DISWAY
Umurnya ketika itu masih 15 tahun. Tapi tekadnya kuat. Semangat belajarnya menggebu. Bahkan tak takut merantau ke Surabaya dan indekos di tempat yang jauh dari kedua orang tuanya. Ia meninggalkan ayah, ibu, dan segala kenyamanan demi pendidikan.
Di gedung HBS, Soekarno dan Tjokroaminoto bertemu dengan Tuan Bot, direktur sekolah. Tuan Bot menjelaskan kepada keduanya mengenai biaya pendidikan Soekarno selama di HBS. Besaran biaya sekolahnya adalah 15 gulden. Sedangkan untuk buku dan seragam sebesar 75 gulden.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (7): Benih Revolusi di Ruang Sempit
Biaya itu cukup besar. Maka, selama di Surabaya, Soekarno harus pandai menghemat uang. Ia berhati-hati soal pengeluaran. Bung Karno pun lebih memilih menggunakan uangnya untuk membeli buku dan keperluan sekolah.
Satu hal di luar buku yang paling diinginkan Soekarno adalah sepeda. Sehingga Soekarno harus bersusah payah menabung. Itu tidak sia-sia. Ia berhasil mendapat sepeda yang digunakannya untuk berangkat sekolah.
Di HBS, Soekarno mempelajari banyak hal. Seperti aljabar, matematika, botani, biologi, sejarah, geografi, bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Prancis, dan Jerman.
BACA JUGA:Seri Putra Sang Fajar (6): Melahap Buku Bapak Kos
Ilmu bahasa itu yang membentuknya menjadi poliglot. Yakni seseorang yang memiliki kemampuan bicara banyak bahasa. Ia juga suka menggambar.
Belum lagi, rumah H.O.S Tjokroaminoto sering kedatangan tamu dari tokoh-tokoh politik pergerakan. Dari situ, Soekarno belajar tentang cara menyusun strategi untuk memperjuangkan kemerdekaan. Juga teknik berorasi.
Soekarno lulus dari HBS pada 1920 dan melanjutkan sekolah ke Technische Hooge School di Bandung, yang kini disebut Institut Teknologi Bandung (ITB).
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (5): Rumah Mewah Keluarga Soekeni?
Mengutip dari Disbudporapar, lokasi HBS dulu ada di Jalan Kebonrojo No. 10, Surabaya. Kini, bangunan sekolah itu menjadi kantor pos.
HBS adalah sekolah setara SMP-SMU yang diperuntukkan bagi anak dari kalangan bangsa Eropa, putra bangsawan pribumi, maupun tokoh penting dari kalangan pribumi.
Sebelum menjadi Jalan Kebonrojo, pada 1840-1881, jalan itu bernama Regentstraat. Yakni pusat kabupaten sekaligus kawasan rumah dinas Regent (bupati).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway