Medsos Jadi Strategi Aiptu Eko Tertibkan Balap Liar

Aiptu Eko Budi Laksono memberi hukuman dengan menuntun motor yang dimodifikasi tidak sesuai standart..-Dokumen Pribadi-
Di tangan Pak Eko, media sosial pun dijadikan sebagai media untuk berpatroli. Lewat akunnya itulah, ia berselancar mengamati peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat. Mulai balap liar remaja, kecelakaan, hingga pencurian sapi.
BACA JUGA:Bripka Isma Diyanto: Jawab Kritik dengan Konten
BACA JUGA:Kematian Dian Novita Sari: Saat Polisi Tampak Ragu
Semua peristiwa hukum yang terjadi di Lumajang, khususnya Kecamatan Pasirian, hampir selalu dilaporkan netizen ke akun Pak Eko. Wajar. Sebab, jumlah follower akun Pak Eko juga tembus ratusan ribu.
Bahkan, kini ia memiliki tiga akun masing-masing Instagram dan TikTok. Media sosial pun sekarang menjadi kepanjangan mata dan telinga baginya. ”Yang paling banyak di sini memang balap liar. Kami selalu berusaha menertibkan untuk menjaga ketertiban masyarakat,” katanya.
Pelaku remaja balap liar yang dikontenkan itu ditonton jutaan netizen. Tentu, otomatis memberikan sanksi moral bagi mereka. Itu membuat mereka kapok dan akan malu bila mengulanginya lagi.
Bapak tiga anak itu memang baru intens bermedsos tiga tahun belakangan. Terutama di Instagram dan TikTok. Namun, sebetulnya sudah mulai aktif sejak 2010 di Facebook. Meski hanya terbatas pada unggahan foto-foto kegiatan penyuluhan. Tepatnya, saat ia bertugas di Binmas Polres Lumajang setelah kepindahannya dari Polda Sumatera Selatan di Palembang.
”Niat awalnya ya untuk edukasi. Kita mikir, gimana caranya bisa ngomong sekali, tapi didengar banyak orang,” tuturnya. Gagasan sederhana itu akhirnya menemukan wadah yang pas seiring perkembangan zaman: media sosial berbasis video seperti Instagram dan TikTok.
Titik tolaknya dimulai awal 2022. Pak Eko menggandeng Bang Arik, selebgram lokal yang juga dikenal sebagai pedagang motor daring. Mereka berkolaborasi membuat konten edukatif yang mengangkat isu balap liar. Itu topik yang memang sedang marak di kalangan remaja. Tak disangka, video perdana mereka langsung viral.
”Itu konten asal jadi, seker sak balsem,” kenangnya, lantas terkekeh. ”Tapi, alhamdulillah, sejak itu kita jadi lebih mudah diterima anak-anak muda, khususnya yang doyan motor.”
Kesuksesan itu mengantarkan kariernya berpindah ke Divisi Humas Polres Lumajang pada 2023. Namun, akun medsos pribadinya justru vakum lantaran ia sibuk dengan tugas barunya. Baru kemudian ia minta pindah ke Polsek Pasirian pada 2025 setelah sempat memviralkan anggota Polsek Tempeh yang mengevakuasi jenazah bayi.
Pak Eko memang punya bekal yang kuat untuk masuk ke dunia remaja. Ia sendiri pernah hobi modifikasi saat masih muda. Kedekatan emosional itulah yang ia manfaatkan sebagai pintu masuk untuk membina hubungan dengan anak-anak yang kerap dianggap ”nakal” oleh masyarakat.
Modal pengetahuan dan empati itu tak hanya digunakan untuk menegur atau menertibkan. Ia juga mengajak para remaja berdialog lewat berbagai medium. Salah satunya melalui siniar yang ia gelar secara rutin bersama mereka. Temanya pun dekat dengan keseharian anak muda: pergaulan, keluarga, pendidikan, bahkan cinta.
”Mereka antusias sekali. Kami ngobrol, mereka curhat, kita saling kasih solusi,” ujar Pak Eko. Baginya, pendekatan seperti itu jauh lebih efektif daripada hanya memberikan peringatan. Anak-anak muda, katanya, butuh didengar lebih dulu sebelum diarahkan.
Dengan gaya santai dan pendekatan yang membumi, Pak Eko perlahan mengikis jarak antara polisi dan generasi muda. Ia membuktikan bahwa ketertiban bisa dibangun bukan hanya dengan aturan, melainkan juga dengan kepercayaan dan kehangatan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: