Fakta tentang Diet Tren: Intermittent Fasting hingga Keto, Apakah Efektif dan Aman

Fakta tentang Diet Tren: Intermittent Fasting hingga Keto, Apakah Efektif dan Aman

Jika tujuannya hanya untuk cepat kurus demi penampilan, biasanya hasilnya tidak bertahan lama. --rimmabondarenko

HARIAN DISWAY - Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai metode diet menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan anak muda dan pekerja produktif yang ingin menurunkan berat badan atau meningkatkan gaya hidup sehat.

Di antara berbagai pola diet tersebut, dua nama yang paling sering muncul adalah intermittent fasting (puasa intermiten) dan diet ketogenik (keto). Tapi, apa sebenarnya fakta di balik popularitas diet-diet ini?

Intermittent Fasting: Bukan Sekadar Tidak Makan


Intermittent fasting bukanlah diet dalam arti membatasi jenis makanan tertentu. --Pinterest

Intermittent fasting bukanlah diet dalam arti membatasi jenis makanan tertentu, melainkan lebih kepada pola waktu makan. Salah satu metode paling umum adalah 16:8, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam. 

BACA JUGA: 5 Manfaat Diet Keto dan 6 Risikonya

Anda sudah tahu, jendela makan adalah rentang waktu tertentu dalam sehari di mana seseorang diperbolehkan makan.

Studi dari Harvard Medical School (2020) menyebutkan bahwa pola ini dapat membantu menurunkan berat badan, memperbaiki kadar gula darah, dan meningkatkan metabolisme jika dilakukan dengan benar.

Namun, hasil tersebut tidak instan dan bergantung pada gaya hidup menyeluruh. Jika dalam jendela makan seseorang tetap mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh, maka manfaatnya bisa jadi minim.

BACA JUGA: Diet Intermittent, Apakah Aman bagi Tubuh?

Selain itu, puasa intermiten tidak dianjurkan untuk orang dengan riwayat gangguan makan atau masalah kesehatan tertentu tanpa konsultasi dengan dokter.

Diet Keto: Mengubah Lemak Jadi Energi


diet ketogenik adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak sehat. -Pinterest-Pinterest

Sementara itu, diet ketogenik adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak sehat, dengan tujuan membuat tubuh memasuki kondisi “ketosis”, yaitu saat tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: