CULIT 2025 Ungkap Seni, Sejarah, dan Budaya di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya

CULIT 2025 Ungkap Seni, Sejarah, dan Budaya di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya

CULIT 2025 mengungkap seni, sejarah, dan budaya tersembunyi di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya. - Subastian Salim - Harian Disway

Mereka semua bergabung di acara hari pertama yang berlangsung pada 10 Agustus 2025. Para peserta diajak berkeliling Kampung Pecinan Tambak Bayan dan mendapatkan misi untuk menemukan 12 seni tersembunyi.

Kedua belas seni tersebut terpajang di beberapa bangunan. Acara itu dipandu oleh Am Seno Poland, perwakilan salah satu komunitas seni di Surabaya bernama Artchemist. 

BACA JUGA:KKN BBK 6 UNAIR Tanamkan Kreativitas Anak dalam Program OSAKA di Desa Kalikatir, Mojokerto

Dalam acara walking tour sekaligus menjelajahi karya seni itu, para peserta juga diajak mempelajari sejarah dan budaya masyarakat Kampung Pecinan Tambak Bayan.

Termasuk beberapa bangunan cagar budaya di sekitarnya. Halaman luar dari bangunan Hotel Vini Vidi Vici pun turut menjadi jujugan para peserta internasional dalam CULIT 2025 tersebut. 

Salah satu karya seni yang menarik di bangunan hotel itu adalah lukisan naga yang memakan ekornya sendiri. Gambar ekor itu memiliki makna. Yaitu orang Tionghoa yang memakan bangsanya sendiri.  

BACA JUGA:Tim Mahasiswa UNAIR Sabet Gold Medal dan IYSA Semi Grand Award Lewat Inovasi Game SIHHIYA

Lukisan itu menghiasi tembok yang lokasinya tak jauh dari pintu masuk hotel. Tepatnya, di dekat area tempat parkir.

Anda sudah tahu, Kampung Pecinan Tambak Bayan memiliki penduduk yang mayoritas berasal dari etnis Tionghoa. 

“Selama bertahun-tahun, seharusnya warga lokal yang berhak mengajukan surat resmi pembangunan ke pengadilan. Hotel ini yang pemiliknya bukan dari warga sini, ujug-ujug mengantongi 2 SHGB. Lalu dijadikan alat bukti di pengadilan,” ungkap Seno yang merupakan warga asli Kampung Pecinan Tambak Bayan generasi ke-3. Ia menjelaskan panjang lebar saat walking tour CULIT 2025 di area parkir hotel.  

BACA JUGA:HITEX 2025: Unair Pamerkan Riset yang Berdampak


Lukisan naga yang lokasinya tak jauh dari area Hotel Vini Vidi Vici. - Subastian Salim - Harian Disway

Sebenarnya, masih banyak karya seni tersembunyi berupa mural. Menghiasi beberapa bangunan pada bilik-bilik kampung.

Namun, gambar naga dekat hotel itu mungkin dapat menjadi salah satu jalan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya memperjuangkan hak masyarakat lokal. Khususnya terkait sengketa wilayah di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya. 

“Para tuan tanah datang silih berganti. Mereka membawa serta beragam pertanahan kota, meteran, dan mematok satu demi satu rumah warga. Seakan kampung ini kosong tak berpenghuni," tulis keterangan dalam lukisan naga memakan ekornya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: