STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (7): Trinil Windrowati, Mengabdi dan Terus Berkarya

Trinil Windrowati (dua dari kiri) dalam sebuah penampilan tari bersama para seniman lainnya.-Trinil Windrowati-
“Inginnya melanjutkan pendidikan S3. Tapi karena kaki sudah tidak kuat dan banyak tugas sebagai dosen. Sehingga tidak bisa lanjut,” terangnya.
Proses belajar make up di jurusan Seni Tari STKW Surabaya. Trinil Windrowati (kiri) sedang memberi arahan pada para mahasiswanya.-Trinil Windrowati-
Sebagai seniman, Trinil tak hanya mengajar. Dia juga mencipta karya. Pada 2017, Trinil menyutradarai Festival Panji yang diinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (3): Aktif Jalin Kerja Sama Internasional
Karya itu melibatkan 250 penari. Termasuk 14 mahasiswa asing dari berbagai negara. Karya tersebut menjadi titik balik bagi karier seninya.
“Itu yang paling berkesan. Menurut saya, karya itu monumental,” ujarnya. “Jadi waktu itu kami menggerakkan sanggar-sanggar seni di Kediri. Lalu mengoordinasikan penari dari berbagai latar belakang,” tambah dosen asli Surabaya itu.
Karya tersebut bertajuk Candra Kirana, menjadi simbol persatuan dan keberagaman. Pementasan karya tersebut digelar di Gumul Simpang Lima, Kediri.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (2): Jumlah Mahasiswa Anjlok
Dia juga meraih prestasi sebagai penata koreografer terbaik. Lalu pada 2020, menciptakan karya mandiri berjudul Sekartaji Tandhing.
Trinil Windrowati dalam seminar dan diskusi tentang materi seni tari di STKW.-Trinil Windrowati-
Sebelumnya pada 2002, Trinil terlibat dalam kolaborasi karya seniman muda dengan judul Mbok Jamu. Namun, di balik semua pencapaian itu, Trinil mengakui bahwa jabatan struktural menguras energinya sebagai seniman.
Sejak menjabat Kepala Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (2010), kemudian PPS (2019), hingga Wakil Ketua I (2021), waktu untuk berkarya semakin sempit.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (1): Terganjal Rekomendasi Gubernur
“Sebagai dosen, setiap semester harus ada karya. Bisa buku, artikel, atau pertunjukan. Ada tanggung jawab khusus sebagai pendidik dan seniman,” kata dosen 58 tahun itu. Meski begitu, keaktifannya justru menjadi katalis bagi kemajuan jurusan.
Pada 2024, Seni Tari STKW meraih akreditasi “Unggul” (A). Itu sebuah pencapaian yang tidak mudah. Terlebih bagi kampus swasta dengan keterbatasan sumber daya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway