Peluncuran Buku Ramadan Tak Terlupakan: Ketika Kisah Pribadi Menjadi Inspirasi

Peluncuran Buku Ramadan Tak Terlupakan: Ketika Kisah Pribadi Menjadi Inspirasi

Acara peluncuran buku antologi Ramadan Tak terlupakan pada 6 September 2025 di Royal Plaza Surabaya. -Harian Disway-

Ada pula Angklung Kolagenta Surabaya yang tampil siang itu. Mereka terdiri dari ibu-ibu warga RT 04 Ketintang. Mereka membuktikan bahwa seni adalah ruang untuk berkarya tanpa batas usia.


Penampilan Angklung Kolagenta Surabaya berhasil menyita perhatian pengunjung di acara peluncuran buku Ramadan Tak Terlupakan. . -Harian Disway-

BACA JUGA: Bedah Buku dan Seminar Panasonic Gobel Uraikan Kesuksesan Industri Berlandaskan Pancasila

BACA JUGA:Bedah Buku 75 Tahun Indonesia–Tiongkok, KOPRI: Perempuan Harus Paham Geopolitik

Pada puncak acara, para penulis naik ke panggung satu per satu untuk membacakan penggalan kisah mereka. Ini sekaligus menjadi ajang uji nyali, karena tidak semuanya terbiasa tampil di hadapan banyak orang.

Ely Setyowati, misalnya. Dia menghadirkan cerita personal berjudul Ramadan untuk Selen.  “Kisah ini saya buat untuk mengenang kucing kesayangan saya, Selen, yang meninggal pada Ramadan tahun ini,” terangnya.

Kisah inspiratif yang juga relate dengan orang kebanyakan dibacakan Tjahjani R. Wilis. Dia menuliskan pengalamannya dalam karya berjudul Tidak Ada Orang Mati karena Puasa.

“Berawal dari dikatai seperti gombal amoh oleh ibu saya, pengalaman itu saya jadikan pelajaran dan terbitlah karya ini sebagai tips untuk para ibu yang mau mengajari anak mereka berpuasa,” ungkapnya.


Di puncak acara, para penulis yang hadir naik ke panggung satu per satu untuk membacakan penggalan kisah mereka. -Harian Disway-

BACA JUGA: M Irfan Ilmie, Wartawan Indonesia, Mengungkap Fakta Uighur Lewat Buku Kesaksian

BACA JUGA:Mengupas Buku Biografi B.J. Habibie: Dari Parepare, Jerman, hingga Istana Negara

Lebih dari sekadar peluncuran karya, antologi Ramadan Tak Terlupakan menjadi wadah berbagi, ruang bagi setiap penulis untuk menunjukkan bahwa kisah sederhana bisa menyentuh hati pembaca.

 

Lewat peluncuran buku tersebut, para penulis berharap semakin banyak orang berani menuliskan pengalaman mereka.

Sebab, menulis bukanlah soal menjadi hebat, melainkan soal menyampaikan apa yang ada di hati agar bisa menginspirasi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: