Hari Kunjung Perpustakaan Nasional 2025: Yuk Kenali Sejarah dan Maknanya!

Hari Kunjung Perpustakaan Nasional menjadi pengingat bahwa literasi adalah fondasi kemajuan bangsa untuk menghadapi berbagai tantangan zaman. --iStock
HARIAN DISWAY - Setiap tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan Nasional. Apa sih itu? Sejarah dan maknanya bisa kita simak berikut ini.
Hari Kunjung Perpustakaan Nasional mengingatkan masyarakat akan pentingnya perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan. Sekaligus, sebagai ruang yang membuka akses bagi siapa pun untuk belajar dan berkembang.
Lebih dari sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan hadir sebagai bagian dari perjalanan literasi bangsa yang perlu terus dijaga keberadaannya.
BACA JUGA:Mengenal Biblioterapi: Terapi Jiwa yang Efektif Lewat Aktivitas Membaca
BACA JUGA: DJKI Hadirkan Perpustakaan Digital untuk Sebarkan Literasi Kekayaan Intelektual
Menariknya, ada kisah tersendiri mengenai bagaimana hari ini lahir dan akhirnya diperingati hingga sekarang.
Hari Kunjung Perpustakaan Nasional pertama kali ditetapkan pada 14 September 1995 oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan ini lahir dari keprihatinan akan rendahnya minat baca masyarakat yang menjadi persoalan serius.
Melalui peringatan ini, pemerintah ingin mendorong masyarakat untuk lebih dekat dengan perpustakaan serta menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.
PERPUSTAKAAN dulu berfungsi sebagai pusat menyimpan buku dan arsip, kini berkembang menjadi pusat literasi, diskusi, dan wadah kreativitas. --iStock
BACA JUGA: Membaca Buku sebagai Self Care Terbaik, Meningkatkan Kualitas Diri Secara Utuh
BACA JUGA:Viral Mahasiswi UGM Telat Kembalikan Buku Kena Denda Rp 5 Juta, Ini Kata Pihak Perpustakaan
Sejak dulu, perpustakaan memiliki peran penting sebagai penyimpan pengetahuan dan catatan sejarah.
Pada masa lalu, fungsinya lebih banyak berpusat pada penyediaan buku dan arsip yang bisa diakses masyarakat secara terbatas. Namun, seiring perkembangan zaman, peran perpustakaan berubah dan berkembang.
Kini, perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat membaca, tetapi juga menjadi pusat literasi, ruang diskusi, bahkan wadah kreativitas yang memanfaatkan teknologi digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: