Geliat Home Industri Songkok di Gresik: Produksi Songkok Masif, Siap Jadi Destinasi Wisata Kreatif

Geliat Home Industri Songkok di Gresik: Produksi Songkok Masif, Siap Jadi Destinasi Wisata Kreatif

Lutifah (kiri) dan Nur Fuadiah tengah asik ngesum di teras rumahnya.-Moch. Syahirol - Harian Disway-

Produksi songkok industri ruahan di Kelurahan Kemuteran, Gresik, memang begitu masif. Tetapi, masih terkendala dalam distribusi. Pemasaran dan promosi pun perlu diperkuat lagi, terutama di era serba digital ini.

Hari masih sore. Suasana Gang XV RT 17 Kemuteran tampak sibuk. Termasuk di rumah Ahmad Latif, terdengar sejumlah orang berbincang santai. Luthfia dan Nur Fuadah tengah asik ngesum alias menjahit alas songkok yang melingkar.

Sementara Mustari, Ketua RT 17 Khoirul Jayadi, dan Lurah Kemuteran Rizal Ghithrif berbincang panjang. Obrolan mereka tak jauh dari persoalan industri songkok di kampung tersebut.

BACA JUGA:Kampung Kemuteran, Pusat Home Industry Songkok di Kota Gresik

“Saat ini penjualan masih tergolong lesu, Pak. Hanya beberapa tempat saja yang masih memesan ke tempat saya,” keluh Mustari alias Cak Ari.

Dalam sebulan, jumlah songkok yang berhasil terjual hanya berkisar 100 hingga 200 buah. Padahal, kapasitas produksi bisa mencapai ribuan. Angka yang timpang jauh antara produksi dan penjualan itu menjadi keluhan bersama.

Sebetulnya, Cak Ari sudah mencoba jalan baru. Getol promosi lewat media sosial. Namun, tetap saja, penjualan tak begitu naik signifikan. Kendala itulah yang membuat upaya digitalisasi promosi terasa setengah jalan. “Betul, beberapa warga juga seperti itu, Cak. Memang karena kebanyakan pengrajin kurang familiar dengan media sosial,” timpal Rizal.

BACA JUGA:71 Pejabat Gresik Ikut Catwalk di Dekranasda Fest 2025, Perkuat Produk UMKM

Persoalan itu makin rumit karena pemuda-pemudi Kemuteran jarang tinggal lama di kampung. Sebagian besar mereka merantau untuk kuliah atau bekerja di luar kota. Otomatis kegiatan kolektif yang melibatkan anak muda, seperti Karang Taruna, menjadi jarang. 

Akibatnya, kekosongan tenaga muda itu membuat gagasan pemasaran kreatif sulit diwujudkan.

Selain pemasaran dan promosi, ada kendala lain yang tak kalah besar: potensi wisata yang belum tergarap. 

Letak Kemuteran sebenarnya strategis, hanya berjarak beberapa ratus meter dari kawasan wisata religi Makam Sunan Giri. Namun, wisatawan jarang melipir ke sana.

BACA JUGA:Irfan Akbar Prawiro, Sukses Bawa Gresik Movie Menembus Cannes di Prancis

Alih-alih wisatawan melipir ke Kemuteran, bus-bus itu langsung ke Kroman untuk parkir. Ia menyesalkan bahwa peluang besar itu belum dioptimalkan.

Padahal, jika Kemuteran dijadikan destinasi singgah, maka kelurahan itu bisa menjelma menjadi pusat oleh-oleh. Potensi penjualan pun bisa makin besar. Tak hanya songkok, warga juga memiliki beragam produk lain. Mulai dari kuliner hingga kerajinan tangan sederhana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: