Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (25): Lumbung Angin di Padang Elok

PESERTA PELATIHAN China Datang mendapat pengarahan sebelum masuk ke menara turbin angin.-Doan Widhiandono-
Energi angin itu memang melimpah. Maklum, Saihanba adalah kawasan padang rumput dan gurun yang sangat luas. Maka, angin itulah yang akhirnya ’’dipanen’’ untuk menjadi pembangkit listrik.
JUMAT pagi, 12 September 2025, kami meninggalkan Chifeng sekitar pukul 08.30. Bus yang kami tumpangi bergerak ke arah barat. Menembus jalanan Mongolia Dalam.
Perjalanan itu memakan waktu sekitar tiga jam. Dari balik jendela, lanskap silih berganti. Ada padang rumput yang membentang, ada pula gurun yang agak gundul.
Namun semakin ke barat, siluet turbin angin mulai tampak di cakrawala. Putih, menjulang, seperti jarum-jarum raksasa. Itulah Saihanba Wind Farm, salah satu ladang angin terbesar di dunia.
Saihanba bukan nama baru dalam peta energi Tiongkok. Di sinilah, pada 12 Agustus 2005, China Datang Corporation menyalakan turbin pertamanya.Turbin nomor 6, yang kemudian kami masuki, menjadi saksi langkah awal itu.
Dua puluh tahun berselang, kawasan ini telah berkembang pesat. Dari titik awal itu, kini beroperasi 192 turbin angin dengan kapasitas terpasang 2,3586 GW. Menjadikan Saihanba menjadi salah satu ladang angin darat terbesar di dunia.
Turbin nomor 6 yang kami kunjungi adalah model V52-850. Spesifikasinya jelas. Terpampang di dalam tiang kincir tersebut. Turbin itu bisa menangkap kecepatan angin optimal 15 meter per detik, diameter baling-baling 52 meter, panjang bilah 25 meter, dan tiang setinggi 55 meter dengan penggerak hidrolik.
Di dalamnya, rasanya seperti masuk ke tabung atau tong raksasa. Dinding metal berlapis baja, suara bergema, panel-panel kontrol berjajar dalam kabinet berwarna kelabu.
POSE CERIA para peserta pelatihan China Datang di depan kantor pembangkit listrik tenaga angin Saihanba.-Doan Widhiandono-
Karena gema itu pula, suara gerakan turbin di atas terasa begitu keras. Berderak kencang. ’’Apakah di atas ada orang bekerja?’’ tanya Farkhodjon Marufov, staf Buka Solar Project, Uzbekistan. Tetapi, memang tidak ada satu orang pun di dalam turbin tersebut.
Sebelum masuk, ada pengarahan keselamatan. Xu Chi, staf Datang yang menjadi penerjemah kami, menyampaikan pesan. “Kalau ada apa-apa, segera keluar. Saya tahu kalian semua insinyur, tapi jangan coba-coba memperbaiki,” katanya. Tawa pun pecah, suasana mencair.
Di dalam turbin juga ada elevator kecil, hanya muat satu orang. Beberapa peserta bertanya apakah bisa naik ke atas. Jawaban staf Datang tegas: hanya teknisi bersertifikat yang boleh naik, setelah menyelesaikan rangkaian pelatihan khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: