Cantrik Prabowo

BACA JUGA:Prabowo Adalah (Bukan) Kita

Hasan Nasbi menjadi stranger di lingkar kekuasaan Prabowo. Ia bukan Gerindra, ia bukan Kopassus, ia tidak pernah menjadi ajudan, ia bukan lulusan Taruna Nusantara. Tanpa atribut itu, jangan harap bisa masuk ke ring satu kekuasaan Prabowo.

Erick Thohir juga mengalami brutalitas yang tragis. Tahun lalu ia masih dianggap sebagai the golden boy, ’anak kesayangan’, Presiden Joko Widodo. Erick menjadi orang kepercayaan Jokowi dan nyaman berada di lingkar satu kekuasaan.

Erick bahkan pede bisa meraih kursi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto atau mendampingi capres dari PDIP. Erick mati-matian berusaha mengambil hati Megawati Soekarnoputri. 

BACA JUGA:Pak Harto, Prabowo, dan Para Taipan

BACA JUGA:Jejak Soemitro Djojohadikoesoemo, Langkah Prabowo Subianto

Ia mengirimkan karangan bunga mawar kepada Mega, padahal harusnya ia mengirimkan anggrek yang menjadi kesayangan Mega.

Ibarat orang berjudi, Erick salah menempatkan taruhan. Setelah kemenangan Prabowo, Erick masih mendapatkan jabatan menteri BUMN. Ia masih pede mau mengejar RI-2 pada 2029. 

Namun, kemudian angin berubah. Prabowo membentuk Danantara. Kementerian BUMN diamputasi dan Erick pun lumpuh. Puncaknya, Erick didepak dari Kementerian BUMN dan didegradasi ke Kemenpora. 

BACA JUGA:100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

BACA JUGA:Prabowo di Antara Jokowi dan Megawati

Perpindahan itu jelas sebuah demosi. Proyek Erick Thohir yang ambisius untuk membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 terancam berantakan. 

Erick harus menerima brutalitas politik itu. Menpora adalah kementerian kelas C dan sering dipelesetkan sebagai ”menteri opo ora?”. Malah, ada yang menyebutnya menteri porak-poranda.

Prabowo sedang memainkan kekuasaannya. Ia mengakumulasi kekuasaan dan mengonsolidasikannya. Hanya orang-orang dekat yang bisa masuk ke lingkar satu sekarang. 

BACA JUGA:Bulan Madu Prabowo

Sumber: