Pengangguran Terbuka Jatim Tinggi, Bunda Renny Soroti Peran Millenium Job Centre

Pengangguran Terbuka Jatim Tinggi, Bunda Renny Soroti Peran Millenium Job Centre

BUNDA RENNY minta Millenium Job Centre bisa lebih optimal mengatasi pengangguran terbuka di Jatim.--PDIP Jatim

HARIAN DISWAY – Fraksi PDIP DPRD Jawa Timur (Jatim) menyoroti masih tingginya angka pengangguran terbuka (TPT) di wilayahnya. Data BPS Jatim per Februari 2025 menyebutkan bahwa TPT provinsi 3,61 persen atau setara dengan 894,5 ribu orang. Kini, Jatim ada di peringkat ketiga angka pengangguran terbesar di Indonesia.

Fakta tersebut membuat Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim, Hj. Wara Sundari Renny Pramana, prihatin. Apalagi, pemerintah provinsi (pemprov) punya program Millenium Job Centre (MJC). Seharusnya, program tersebut mampu menjawab tantangan ketenagakerjaan secara fundamental di tengah maraknya pemutusan hubungan (PHK).

BACA JUGA:Pengangguran Kian Meluas, Ekonomi Syariah Bisa Jadi Jalan Tengah

BACA JUGA:Shadow Economy, Menyelamatkan Pengangguran atau Berisiko Besar

“(Angka) ini perlu disikapi. Program MJC harus bisa mengatasi pengangguran terbuka,” tegas anggota Komisi E DPRD Jatim itu pada Sabtu, 20 September 2025.

Politikus PDIP yang akrab disapa Bunda Renny itu lantas menegaskan kembali visi dan misi MJC. “Ingat, MJC merupakan bagian dari program Nawa Bhakti Satya Jatim Kerja, yang tujuannya memperluas lapangan pekerjaan dan membangun keunggulan ekonomi di Jawa Timur,” sambungnya. 

Kendati dirancang sebagai platform pelatihan, pendampingan, dan akses kerja bagi generasi muda, MJC masih mengalami banyak kendala. Karena itulah, kebermanfaatan MJC perlu digenjot lagi. 

BACA JUGA:Mengapa Lulusan Vokasi Masih Dipandang Sebelah Mata?

BACA JUGA:DPRD Jatim Setujui RPJMD 2025-2029, Beri Catatan Soal PAD dan Pendidikan Vokasi

“Program ini lebih banyak menekankan pelatihan digital dan kerja berbasis proyek dalam pengembangan hasil UMKM. Namun, belum menyasar sektor riil seperti pertanian dan industri manufaktur,” kata Renny. Padahal, pertanian dan industri manufaktur merupakan penyerap tenaga kerja terbesar.

Kendala MJC yang lain, menurut dia, adalah soal jangkauan program. Peserta MJC masih didominasi kalangan muda perkotaan yang memang punya akses internet dan perangkat memadai.

Sebaliknya, kalangan muda yang tinggal di pedesaan atau para lulusan SMK dan korban PHK, belum banyak tersentuh.

“Kalau tidak diperluas, MJC hanya akan dinikmati sebagian kelompok. Ini jelas bukan solusi bagi persoalan pengangguran di Jatim,” ujar perempuan yang juga menjabat bendahara DPD PDIP Jatim itu.

BACA JUGA:Menko Airlangga Ingatkan Risiko PHK Massal Imbas Tarif Trump

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: