Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (31): Otomotif yang Terlecut Semangat Ketua Mao
MODEL BARU WULING dipotret oleh Sekar Gandhawangi, jurnalis Kompas. Yang menjadi modelnya adalah Nguyen Phoung Ha, jurnalis Vice of Vietnam.-Doan Widhiandono-
Baojun Base menempati posisi istimewa. Selain menjadi pusat produksi utama Baojun, juga berstatus objek wisata industri kelas 4A.
BACA JUGA:Para Penerima Beasiswa ITCC ke Tiongkok (1): Wujudkan Cita-Cita Ibu
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (1): Bening Tilu Kejar Cita-Cita Mulia
Pabrik itu menjalankan standar global General Motors: efisiensi energi, rendah karbon, ramah lingkungan. Sebuah proyek kendaraan energi baru (NEV) bahkan sedang digenjot, dengan target kapasitas produksi 200 ribu unit per tahun. Tak hanya Wuling dan Baojun, beberapa model juga diekspor dengan emblem Chevrolet.
Ekspansi itu menempatkan SGMW di papan atas. Pada 2006 mereka sudah menorehkan rekor penjualan fantastis. Hanya tiga tahun kemudian, pada 2009, tonggak 1 juta unit berhasil dilewati. Pada 2024, angkanya jauh lebih gila: 1,158 juta unit diekspor ke 105 negara. Menjadikan SGMW sebagai salah satu merek Tiongkok yang dijadikan tolok ukur global.
Indonesia termasuk yang merasakan getaran ekspansi itu. Wuling Motors Indonesia berdiri sebagai anak perusahaan SGMW, dengan pabrik di Cikarang, Jawa Barat.
Dari sana, berbagai model lahir untuk memenuhi pasar domestik: Air EV, BinguoEV, dan Cloud EV di segmen listrik. Lalu ada Almaz RS dan Alvez untuk pasar konvensional.
PRODUK PERTAMA Liuzhhou Power Machinery Factory. Pada 1960-an, perusahaan ini masih memproduksi traktor.-Doan Widhiandono-
Kehadirannya mengisi ceruk penting dalam peta transisi energi Indonesia, di tengah kompetisi dengan BYD, Hyundai, hingga pemain Jepang yang belakangan mulai menoleh ke EV.
Langkah Wuling di Indonesia juga lebih dari sekadar membuka pabrik. Ia menghadirkan bukti. Bahwa industri otomotif Tiongkok cukup matang untuk masuk ke pasar besar dengan produk yang relevan. Yakni, mobil listrik mungil nan praktis, cocok dengan kebutuhan urban Indonesia.
Air EV, misalnya, langsung mendapat tempat di jalanan kota-kota besar. BinguoEV dan Cloud EV menyasar segmen yang lebih menengah. Sementara Almaz RS dan Alvez menjaga pangsa konvensional.
Di balik semua itu, ada tren besar yang sedang berjalan. Tiongkok kini menjadi eksportir dan pusat produksi kendaraan listrik dunia. ASEAN, termasuk Indonesia, menjadi pasar strategis berikutnya.
BACA JUGA:4 Pesan di Balik Pamer Senjata Tiongkok dalam Parade Militer
Meski begitu, tantangannya jelas. Yakni, infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas, regulasi yang terus berubah, serta persaingan harga yang ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: