Gerakan Kebudayaan Kampung Bangunrejo

ILUSTRASI Gerakan Kebudayaan Kampung Bangunrejo.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Warga berkreasi dengan mural dan teater, bukan lagi bersembunyi di balik label ”eks lokalisasi”. Perubahan itu adalah bukti bahwa stigma bisa dilawan dengan kebudayaan.
Pesannya sederhana, tetapi kuat. Yakni, pembangunan sejati tak selalu datang dari atas, tapi sering kali justru dimulai dari bawah. Omah Ndhuwur hanyalah satu rumah, tetapi ia telah menyalakan api yang menerangi seluruh kampung.
Surabaya bisa saja terus membangun tol baru atau mal baru, tapi wajah sejatinya akan selalu ditentukan oleh kampung-kampung seperti Bangunrejo. Sebab, di sanalah kota ini menemukan roh perlawanan, kreativitas, dan solidaritas.
Bangunrejo mengingatkan kita semua bahwa jangan pernah menilai kota hanya dari pusatnya. Lihatlah ke pinggiran, ke gang-gang kecil, ke anak-anak yang menari di bawah kolong tol. Di sanalah Surabaya yang sesungguhnya hidup, tumbuh, dan memberikan harapan. Semoga. (*)
*) Probo Darono Yakti adalah ketua Budaya Nusantara Seni Tradisi Lokal dan editor buku Seribu Gagasan Sanggar Omah Ndhuwur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: