Hari Ketiga Pencarian, Tim SAR Temukan Lima Korban Hidup di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan meninjau lokasi Ponpes al Khoziny untuk memberikan dukungan langsung terhadap penanganan darurat Rabu pagi, 1 Oktober 2025.-Basarnas-
HARIAN DISWAY - Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban runtuhnya salah satu gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali menemukan titik terang.
Pada hari ketiga pasca kejadian, Rabu 1 Oktober, tim gabungan berhasil mengevakuasi lima orang dalam kondisi selamat. Satu di antaranya dilaporkan kritis dan membutuhkan penanganan medis intensif di RSUD Sidoarjo.
Selain itu, tim SAR juga menemukan dua korban dalam kondisi tidak bernyawa. Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat insiden yang diduga dipicu kegagalan konstruksi itu bertambah menjadi lima orang.
Jenazah para korban langsung dibawa ke RS Siti Hajar untuk penanganan lebih lanjut.
BACA JUGA:Korban Meninggal Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 3 Orang, Ini Daftarnya!
BACA JUGA:Update Jumlah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny: 99 Santri Selamat, 1 Meninggal Dunia
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa pencarian pada Rabu malam difokuskan pada satu korban lain yang sebelumnya terdeteksi masih hidup di balik reruntuhan.
Namun, lokasi korban itu sangat sulit dijangkau. “Selain keahlian, dibutuhkan strategi khusus agar korban maupun tim SAR sama-sama selamat dalam operasi ini,” kata Abdul, Kamis 2 Oktober.
Ia menegaskan, penggunaan alat berat belum dapat dilakukan karena kondisi struktur bangunan yang labil. Getaran sekecil apa pun berpotensi memperburuk keruntuhan dan membahayakan korban yang masih terjebak maupun tim penyelamat.
Oleh karena itu, langkah penyelamatan terus dilakukan dengan perhitungan yang sangat hati-hati.
BACA JUGA:Jamaah Haji Asal Sidoarjo Wafat di Pesawat, Disalatkan di Raudah, Dimakamkan di Baqi
BACA JUGA:HGB di Laut Sidoarjo sejak 1996, Diduga Milik Dua Perusahaan Properti
BNPB bersama Basarnas dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menyiapkan langkah kontinjensi apabila tanda-tanda kehidupan korban tidak lagi ditemukan.
Dalam hal itu, pihaknya akan mengajak keluarga korban untuk bermusyawarah sebelum memutuskan penggunaan alat berat. Harapannya, seluruh korban yang masih tertimbun bisa segera dievakuasi meski dalam berbagai kondisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: