Surabaya sebagai Kota Salad Bowl, Dewi Meyrasyawati Bahas Keberagaman Budaya di Talkshow Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025

Surabaya sebagai Kota Salad Bowl, Dewi Meyrasyawati Bahas Keberagaman Budaya di Talkshow Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025

Talkshow Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025, 5 Oktober 2025, mengusung tema Surabaya dan Keberagaman Budaya.-Sahirol Layeli-Harian Disway

HARIAN DISWAY - Pada hari ketiga gelaran Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025, 5 Oktober 2025, digelar talkshow yang dimoderatori oleh Guruh Dimas Nugraha dari tim redaksi Harian Disway, menghadirkan narasumber Dewi Meyrasyawati, Wakil Dekan FIB Universitas Airlangga.

Talkshow tersebut mengusung tema "Surabaya dan Keberagaman Budaya". Guruh membuka percakapan terkait konsep kebudayaan yang ada di Surabaya.

Anda sudah tahu, Surabaya merupakan pot besar kebudayaan. Di kota ini terdapat berbagai budaya yang menyatu, melebur, membentuk karakter masyarakatnya.

BACA JUGA:Para Santri Beradu Argumen tentang Dakwah di Era Artificial Intelligence dalam Disway Mandarin Debate Competition

Namun, berbagai budaya dari kelompok etnis masih tetap dapat dinikmati. Identitas masing-masing tak lebur begitu saja.

Dewi menyebut bahwa kecenderungan itu menunjukkan bahwa dalam konsep kebudayaan, Surabaya masuk dalam konsep salad bowl. 

Konsep itu menggambarkan bagaimana berbagai kelompok etnis dan budaya dapat mempertahankan identitas unik mereka. Sambil tetap hidup berdampingan secara harmonis.

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate Commpetition 2025, Tim 4 SMA Nurul Jadid Probolinggo Siap Bawa Pulang Piala Juara!

"Kita bisa menemukan berbagai etnis dengan budaya mereka di Surabaya. Masing-masing dapat kita nikmati. Seperti budaya masyarakat Madura, budaya masyarakat Tionghoa, bahkan budaya asli Surabaya," ungkapnya.

"Maka, kota ini dapat disebut salad bowl. Seperti mangkuk salad. Dalam mangkuk itu tetap bisa kita rasakan kubisnya, salmonnya, dan bumbunya. Itulah Surabaya yang luar biasa," tambahnya.

Selain itu, keduanya juga membahas gelaran Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025. Khususnya terkait eksistensi budaya Tionghoa di Surabaya.

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate Competition, SMA Xin Zhong Unggul Satu Poin dari SMA Nurul Jadid di Lomba Debat!

Dewi menjelaskan, "Untuk budaya Tionghoa, kita hingga kini bisa menikmati berbagai kebudayaan Tionghoa tersebut. Seperti perayaan Imlek, barongsai, kawasan Pecinan di Kya-Kya, kemudian berbagai kuliner khas Tionghoa."


Talkshow Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025 mengusung tema Surabaya dan Keragaman Budaya. Menghadirkan moderator tim redaksi Harian Disway Guruh Dimas Nugraha dan narasumber Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Dewi Meyrasyawati.--Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway