Pengakuan Tersangka Pembunuh Gadis Pegawai Alfamart: Saya Tergiur Ekonomi

ILUSTRASI Pengakuan Tersangka Pembunuh Gadis Pegawai Alfamart: Saya Tergiur Ekonomi-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kejahatan bermotif ekonomi (properti) berbeda dengan kejahatan kekerasan meski kejahatan kekerasan bisa saja ujungnya bertujuan ekonomi (uang, barang berharga).
Dikutip dari Knowable Magazine, 9 Oktober 2025, berjudul Property crime and violent crime have different solutions–here’s why? karya Chris Woolston, diungkapkan wawancara dengan dua ilmuwan kriminologi soal itu.
Dua peneliti tersebut dari Chicago University, AS: Jens Ludwig dan Kevin Schnepel. Ludwig penulis buku Unforgiving Places: The Unexpected Origins of American Gun Violence (Chicago University Press, 2025). Schnepel anggota ahli Peradilan Pidana Dewan Riset Ilmu Sosial, Brooklyn, New York, AS.
Dua peneliti itu bekerja di Simon Fraser University di Burnaby, British Columbia, Vancouver, Kanada. Mereka melakukan dua riset, yakni kejahatan bermotif ekonomi dan kejahatan kekerasan
Mereka memilah, kejahatan ekonomi seperti penipuan online, pengutilan, pencopetan, pencurian di mobil terparkir, pencurian di rumah kosong. Intinya, tanpa mengancam atau menyakiti, apalagi membunuh, korban.
Kejahatan kekerasan, penjahatnya berhadapan muka dengan korban. Penjahat awalnya mengancam kekerasan (dengan senjata) terhadap korban. Jika melawan, korban bisa benar-benar dibunuh.
Ludwig dan Schnepel diwawancarai wartawan Knowable Magazine.
Tanya: Adakah studi kasus kota atau negara bagian (di AS) di mana kebijakan yang mengurangi keputusasaan ekonomi menghasilkan penurunan kejahatan properti secara keseluruhan, tetapi tidak kejahatan kekerasan
Schnepel: Sejumlah studi menunjukkan bahwa pemberian tunjangan uang tunai oleh pemerintah kepada masyarakat mengurangi pencurian atau kejahatan properti. Tetapi, itu dampaknya kecil, bahkan tidak ada sama sekali, terhadap kejahatan kekerasan.
Studi tahun 2020 menemukan bahwa setiap angsuran Dividen Dana Permanen Alaska, tunjangan tahunan USD1.700, secara signifikan mengurangi kejahatan properti, tetapi tidak mengurangi kejahatan kekerasan, setidaknya untuk jangka pendek.
Beberapa studi di seluruh AS menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja yang buruk (misalnya, tingkat pengangguran tinggi) berkaitan dengan tingkat kejahatan properti yang lebih tinggi, tetapi tidak dengan kejahatan kekerasan.
Tanya: Apa hubungan antara status ekonomi dan kejahatan kekerasan seperti penembakan?
Ludwig: Setiap lingkungan makmur (di AS) memiliki tingkat kejahatan kekerasan yang relatif rendah, dan semua lingkungan dengan tingkat kekerasan senjata yang tinggi berada di kawasan rakyat tergolong miskin.
Artinya, status ekonomi masyarakat memengaruhi kekerasan senjata dalam skala besar. Di lingkungan miskin, kejahatan kekerasan tinggi, sedangkan di lingkungan orang kaya, kejahatan kekerasan rendah.
Mengapa begitu? Terlepas seseorang tinggal di lingkungan miskin atau kaya, kebanyakan penyerangan dimulai dengan cara yang sama: pertengkaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: