Gigi Rusak Bukan Akhir Segalanya, Inovasi Kedokteran Gigi Punya Solusinya
ILUSTRASI Gigi Rusak Bukan Akhir Segalanya, Inovasi Kedokteran Gigi Punya Solusinya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Gigi: Kenali Jenis-jenis Perawatan dan Manfaatnya
Bila satu gigi hilang, gigi-gigi di sekitarnya dapat bergeser atau miring, susunan gigi menjadi tidak rapi, dan cara mengunyah bisa terganggu. Estetika senyum dan rasa percaya diri juga bisa menurun, terutama bila gigi depan yang hilang.
Selain itu, secara ekonomi, mempertahankan gigi lewat perawatan akar sering kali lebih hemat daripada biaya pembuatan gigi tiruan atau implan di kemudian hari. Di tingkat global, perawatan saluran akar berkontribusi pada upaya mengurangi beban penyakit gigi.
Fokus strategi kesehatan WHO tidak hanya mencegah gigi berlubang melalui pengurangan konsumsi gula atau peningkatan penggunaan fluoride, tetapi juga memberikan akses yang lebih luas ke perawatan gigi lanjutan, termasuk perawatan saluran akar.
Makin banyak gigi yang bisa dipertahankan, makin kecil angka kehilangan gigi yang berdampak pada kualitas hidup individu dan biaya kesehatan masyarakat.
Seiring kemajuan teknologi gigi, perawatan saluran akar menjadi semakin efektif. Penggunaan mikroskop dalam perawatan gigi, alat ultrasonik untuk menyemprot cairan ke area yang sulit dijangkau, serta bahan pengisi modern berbasis nanoteknologi adalah contoh inovasi terkini.
Penelitian terbaru menunjukkan terapi tambahan seperti cahaya fotodinamik, yaitu pengunaan cahaya untuk mengaktifkan zat antimikroba, serta plasma dingin, yaitu teknologi yang menghasilkan partikel reaktif untuk membunuh bakteri tanpa merusak jaringan gigi.
Semua inovasi itu dilakukan bertujuan agar perawatan saluran akar makin efektif dan memiliki tingkat keberhasilan tinggi.
Kesimpulannya, perawatan saluran akar merepresentasikan kemajuan signifikan dalam ilmu kedokteran gigi modern dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat, khususnya tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut.
Tindakan itu bukan sekadar prosedur terapeutik, melainkan juga strategi konservatif yang berorientasi jangka panjang untuk mempertahankan fungsi kunyah, menjaga susunan gigi agar tetap stabil, mendukung penampilan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Konsultasi dengan dokter gigi menjadi langkah penting untuk menentukan kelayakan gigi dipertahankan. Sebab, mempertahankan gigi alami selalu memberikan manfaat biologis, fungsional, dan psikososial yang lebih unggul bila dibandingkan dengan kehilangan gigi. (*)

*) Prof. Dr. Nirawati Pribadi, drg., Mkes., SpKG., SubSp. KE(K) adalah dosen konservasi gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga.-istimewa-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: