Viral Isu Proyek Panas Bumi di Kawasan Sakral Gunung Lawu, Begini Tanggapan Kementerian ESDM

Potret Gunung Lawu.--
BACA JUGA:ESDM Jatim Didesak Bentuk Tim Evaluasi Tambang Galian C di Kabupaten Magetan
Ia menambahkan bahwa tahun ini pemerintah berencana melelang 10 proyek panas bumi yang mencakup 3 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 7 penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE).
Total potensi rencana lelang tersebut mencapai 350 Megawatt (MW) dengan nilai investasi sekitar US$1,99 miliar, dan diperkirakan mampu menyerao lebih dari 1.500 tenaga kerja.
Meski pemerintah telah menegaskan bahwa proyek tersebut berada di luar Gunung Lawu, namun aktivis lingkungan dari Karanganyar Yannuar Faishal, tetap menolak keras terhadap segala bentuk ekplorasi di wilayah Jenawi, meskipun masih dalam tahap survei awal.
BACA JUGA:Prabowo Berpidato di Forum APEC CEO Summit 2024, Paparkan Potensi Panas Bumi dan Perairan Indonesia
Menurutnya, lokasi yang dimaksud pemerintah masih termasuk wilayah lereng Gunung Lawu, tepatnya di sekitar Dusun Gumeng dan Dusun Anggrasmanis.
“Statusnya memang baru PSPE, jadi masih survei dan eksplorasi awal. Tapi kami tetap menolak karena kegiatan ini bisa membuka jalan untuk proyek yang lebih besar. Dampaknya bukan hanya lingkungan, tapi juga sosial,” kata Faishal, pada Senin, 29 September 2025 lalu.
Bahkan, ia juga mengungkap kekhawatirannya apabila proyel tersebut bisa menyebabkan perpecahan di masyarakat, karena sebagian warga mulai berpikir untuk menjual tanah, sementara yang lain menolak keras.
BACA JUGA:PLN Berkolaborasi Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
“Kalau tidak ada kejelasan dari awal, ini bisa jadi konflik horizontal,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengkhawatirkan risiko ekologis atau lingkungan, yang muncul akibat pengeboran panas bumi di area gunung yang masih aktif.
“Gunung Lawu ini bukan gunung mati, tapi gunung tidur. Kalau sampai ada getaran dari aktivitas pengeboran, bisa berbahaya. Belum lagi sumber air tanah yang jadi tumpuan hidup warga bisa terganggu,” tegasnya. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: