Relaksasi Lewat Sesi Sound Bath Do Yoga to Give di Kantor Harian Disway Surabaya

Sesi sound bath dalam acara “Do Yoga to Give” di Harian Disway Surabaya menghadirkan pengalaman relaksasi melalui alunan berbagai instrumen meditasi suara. -Afif Siwi-Harian Disway
Instrumen rainstick dimainkan untuk menghadirkan sensasi suara alami seperti gemericik air, menambah ketenangan dalam sesi sound bath. -Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway
Bagi Bodaz, sound bath bukan sekadar relaksasi. Tetapi cara untuk menyelaraskan energi tubuh dan emosi.
Ia percaya, setiap manusia memiliki sel kanker. Namun yang membedakan hanyalah apakah sel itu “hidup” atau “mati.”
“Kanker paling takut sama orang yang punya empati dan cinta kasih tinggi. Sebaliknya, jika di hati ada kebencian, kemarahan, atau rasa kecewa, meski cuma satu detik, bisa bikin sel kanker aktif,” katanya.
BACA JUGA: Lepas Stres dengan Sunset Yoga dan Aqua Yoga Dipandu Bodaz
BACA JUGA: Awas! 90 Persen Pasien Kanker Payudara Tidak Merasa Sakit, Gerakan SaDaRi jadi Makin Krusial
Ia pun melihat sound bath sebagai cara lembut untuk meredakan emosi yang menumpuk. Melalui suara, tubuh akan merespons secara alami, menurunkan ketegangan dalam diri.
Sesi sore itu juga diselingi penjelasan tentang tujuh cakra dalam tubuh manusia dan nyanyian mantra “Ra Ma Da Sa Sa Se So Ham”. Pelafalan mantra itu dipimpin oleh Siok Ah dengan gerakan sederhana yang menghubungkan kesadaran dan empati.
Siok Ah memandu sesi sound bath, mengajak peserta merasakan ketenangan lewat getaran suara yang menenangkan. -Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway
Perjalanan Bodaz menuju dunia yoga dan sound bath sendiri tak lepas dari masa lalunya sebagai musisi metal.
Ia mengenang masa-masa hidupnya yang pernah dilalui. Bahkan pernah berada di dalam apa yang ia sebut sebagai momen-momen gelap. Hingga akhirnya mencapai titik terendah.
BACA JUGA:Face Yoga untuk Kecantikan Alami, 12 Gerakan Mudah yang Bisa Dilakukan di Rumah
BACA JUGA: Yoga Bahagia Ala Tata Lychel di Surabaya Tourism Awards 2025
“Di tengah kegelapan itu, saya menemukan cahaya. Cahaya itu bukan dari luar, tapi dari dalam diri sendiri,” ujarnya.
Kesadaran itu yang kemudian membawanya meninggalkan kebiasaan lama dan menemukan ketenangan melalui yoga. “Kesadaran yang datang karena paksaan itu instan. Tapi kalau dari diri sendiri, itu akan bertahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: