Misi Dagang Dengan Sulteng Sukses, Jatim Catat Transaksi Tembus Rp1,5 Triliun

Misi Dagang Dengan Sulteng Sukses, Jatim Catat Transaksi Tembus Rp1,5 Triliun

Khofifah Saat Menjalankan Misi Dagang di Palu, Sulawesi Tengah Sabtu 18 Oktober 2025-Pemprov Jawa Timur -

PALU, HARIAN DISWAY- Lawatan kesembilan Misi Dagang Jatim berbuah manis di Sulawesi Tengah, dengan transaksi tembus Rp1,5 triliun, Minggu, 19 Oktober 2025. 

”Alhamdulillah, transaksi kali ini meningkat 14 kali lipat dibandingkan misi dagang sebelumnya,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Tahun 2022, misi dagang serupa pernah digelar Jatim dengan Sulawesi Tengah dengan transaksi mencapai Rp104,9 miliar. 

Khofifah menyebut, dalam misi dagang di Sulteng kali ini, Jatim berhasil menjual Rp1,2 triliun. Sementara Jatim membeli kesepakatan dagang dengan Sulteng senilai Rp245,09 miliar. 

Kesuksesan misi dagang ini, kata Khofifah memberi bukti. Akan tingginya potensi ekonomi dari seller dan buyer dari kedua provinsi. 

BACA JUGA:Misi Dagang Jatim-Sumsel Catatkan Transaksi Rp 1 Triliun Lebih, Gubernur Khofifah Optimistis Perluas Pasar dan Jejaring Perdagangan Antar daerah

BACA JUGA:Catatkan Transaksi Rp 1,66 Triliun, Gubernur Khofifah Sebut Misi Dagang Jatim Kalsel BUkti Jatim Motor Ekonomi Nasional

Khofifah mengatakan, beberapa produk unggulan Jatim terbukti menarik pembeli dalam misi dagang ini. Di antaranya bahan bangunan, benih tanaman hortikultura, susu dan olahan daging. ” Seperti daging sapi, daging ayam, dan karkas ayam,” katanya. 

Adapun dari sisi pembelian, pelaku usaha Jatim juga melakukan transaksi atas sejumlah komoditas unggulan Sulawesi Tengah. Seperti kopi arabika natura, kelapa bulat, Ikan kembung, tuna, dan bandeng, kelapa dan kemiri, serta rotan asalan.

Khofifah meyakini, pertemuan Misi Dagang ini bukan sekedar selesai di transaksi. Namun juga diharapkan akan berlanjut di kerjasama yang telah tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama antar Perangkat Daerah di kedua provinsi. 

Ia mencontohkan, Jatim memiliki total 293 Desa Devisa yang sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Melalui SK oleh LPEI tersebut, Desa Devisa akan mendapat banyak nilai tambah seperti pembinaan, penguatan desain sesuai tren pasar, penguatan modal dan yang terpenting akses pasar. 

"Sulteng memiliki kain tenun dan kain songket yang saya rasa akan memiliki kekuatan atau potensi untuk dijadikan Desa Devisa. Nantinya akan mendapatkan penguatan berupa akses market, penguatan modal, desain sesuai tren kebutuhan pasar," jelas Khofifah. 

Potensi lain yang dinilainya sangat memungkinkan adalah penguatan Perhutanan Sosial. Khofifah meyakini bahwa Perhutanan Sosial di Sulteng masih bisa didorong dan ditingkatkan lebih luas dan besar volumenya. "Intinya kita sama-sama berproses,” paparnya. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: