Cara Memaafkan Diri Sendiri setelah Alami Kegagalan

Cara Memaafkan Diri Sendiri setelah Alami Kegagalan

Memaafkan diri sendiri adalah hadiah terbesar yang bisa diberikan untuk masa depan. Sebab, jika diri sendiri tidak diberi maaf, siapa lagi yang akan benar-benar mendukung perjalanan hidup yang masih panjang di depan sana. -studioroman-


Perjalanan memaafkan diri juga menuntut langkah nyata. Tanpa tindakan perbaikan, proses itu bisa berhenti hanya pada rasa pasrah. --Pinterest

Sebuah artikel yang dipublikasikan di Greater Good Science Center menjelaskan bahwa memaafkan diri memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Karena hal itu mendorong seseorang untuk terus memperbaiki diri. Bukan terjebak dalam penyesalan.

BACA JUGA: Bahagia Dimulai dari Diri Sendiri: Tips Meningkatkan Self-Love dan Self-Acceptance

BACA JUGA: Kenali Diri Sendiri Yuk, Apakah Anda Termasuk Tipe yang Punya Ambisi atau Egois?

Meski begitu, perlu diingat bahwa memaafkan diri tidak dilakukan sekali lalu selesai. Sewaktu-waktu kenangan akan kegagalan bisa kembali menghampiri. Lalu rasa bersalah kembali muncul.

Saat seperti itu, seseorang perlu kembali pada langkah awal. Yakni mengingat bahwa ia telah berusaha belajar, berubah, dan memperbaiki diri. Proses itu terus berulang, seiring seseorang melangkah menuju versi terbaik dirinya.

Kegagalan memang meninggalkan rasa sakit. Namun, rasa sakit itu bisa berubah menjadi pelajaran berharga apabila seseorang tidak terus menyalahkan dirinya.

Memaafkan diri sendiri bukan berarti menghapus kesalahan dari ingatan. Melainkan mengubah cara pandang terhadap kesalahan itu.

BACA JUGA:Mengenal dan Menghargai Diri Sendiri Melalui Terapi Media Foto di Sheraton Surabaya

BACA JUGA: Lirik dan Terjemahan Lagu Kiss of Life 'Get Loud,' Ajak Untuk Bebas Jadi Diri Sendiri

Dengan memaafkan diri, seseorang memberi kesempatan kepada dirinya untuk bangkit dan tumbuh. Di balik setiap kegagalan, selalu ada ruang untuk mencoba lagi.

Pada akhirnya, tidak ada manusia yang terlahir tanpa pernah jatuh. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang memilih untuk berdiri kembali.

Memaafkan diri sendiri adalah hadiah terbesar yang bisa diberikan untuk masa depan. Sebab, jika diri sendiri tidak diberi maaf, siapa lagi yang akan benar-benar mendukung perjalanan hidup yang masih panjang di depan sana? (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: