Jokowi: Kereta Cepat Bukan untuk Cari Untung, tapi Investasi Sosial Bangsa

Jokowi: Kereta Cepat Bukan untuk Cari Untung, tapi Investasi Sosial Bangsa

Jokowi tegaskan pembangunan Whoosh untuk investasi sosial bangsa.-Sekretariat Presiden -

BACA JUGA:KCIC Pastikan Whoosh Tetap Jalan Tanpa Dana APBN

“Kalau seluruh jalur MRT selesai dibangun, diperkirakan subsidi bisa mencapai Rp 4,5 triliun per tahun,” jelas Jokowi.

Namun, imbuhnya, biaya itu tidak bisa dihitung sebagai kerugian, karena secara ekonomi justru mengurangi biaya sosial akibat kemacetan dan polusi.

Menurut data Kementerian Perhubungan, kerugian akibat kemacetan di Indonesia sudah mencapai sekitar 2,8% dari PDB nasional, angka yang sangat signifikan.

Jokowi juga menyoroti tantangan besar dalam mengubah kebiasaan masyarakat yang masih sangat bergantung pada kendaraan pribadi.

BACA JUGA:Luhut Soal Whoosh Rugi: Tak Ada Transportasi Publik di Dunia yang Menguntungkan, Semua Butuh Subsidi

BACA JUGA:KPK Buka Pelaporan Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh

“Memindahkan masyarakat dari mobil pribadi dan sepeda motor ke transportasi umum tidak mudah. Mengubah karakter itu sulit,” ujarnya.

Meski demikian, tanda-tanda perubahan sudah terlihat. Jokowi mengungkapkan bahwa MRT Jakarta telah mengangkut sekitar 171 juta penumpang sejak diluncurkan, sementara Kereta Cepat Whoosh sudah melayani lebih dari 12 juta penumpang.

“Masyarakat patut bersyukur karena sudah ada pergerakan untuk berpindah dari kendaraan pribadi. Ini proses bertahap, tidak bisa langsung,” katanya.

Jokowi menekankan, efek pembangunan transportasi massal tidak berhenti pada urusan mobilitas, tetapi juga menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di sepanjang koridor transportasi.

“Contohnya kereta cepat, yang menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: