Emas, Perunggu, dan Misteri Kuno Sanxingdui, Jejak Peradaban Besar dari Tanah Shu

Emas, Perunggu, dan Misteri Kuno Sanxingdui, Jejak Peradaban Besar dari Tanah Shu

Para arkeolog bekerja di situs Sanxingdui.--China Daily

BACA JUGA:Wuju Opera, Seni Panggung Klasik yang Bangkitkan Tradisi Tiongkok di Kancah Dunia

BACA JUGA:Harta Seni Tiongkok yang Hilang Akhirnya Kembali, Koleksi Lukisan dan Kaligrafi Langka Dipamerkan di Shanghai Museum

Bahkan, para peneliti berhasil mengembangkan metode baru untuk melestarikan artefak gading yang ditemukan. Memungkinkan benda-benda rapuh itu dipamerkan tanpa merusak keasliannya.

Kehidupan dan Peradaban Sanxingdui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Sanxingdui telah mengenal pertanian intensif. Terutama sistem persawahan basah untuk menanam padi.

Hal itu mendukung populasi padat dan memungkinkan lahirnya kota besar yang maju secara politik, ekonomi, dan budaya.

Dengan luas sekitar 12 kilometer persegi, situs Sanxingdui meliputi sisa-sisa kota kuno, area pemukiman, makam, serta delapan lubang persembahan yang penuh artefak.

BACA JUGA:Ragam Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Asia

BACA JUGA:Legenda di Balik Festival Pertengahan Musim Gugur dan Kue Bulan

Para ahli memperkirakan peradaban itu berdiri antara 2.800 hingga 4.800 tahun lalu. Dan merupakan pusat Kerajaan Shu yang makmur, sebagaimana disebutkan dalam berbagai catatan kuno Tiongkok.

Dari Penemuan Tak Sengaja hingga Warisan Dunia

Meski lama diyakini ditemukan pada 1929, penelitian terbaru membuktikan bahwa Sanxingdui sebenarnya ditemukan dua tahun lebih awal.

Menurut Profesor Huo Wei dari Universitas Sichuan, penemuan pertama dilakukan pada 1927 oleh Yan Daocheng, warga Guanghan, ketika ia menggali saluran air dan menemukan kumpulan artefak batu giok serta batu.

Ekskavasi ilmiah pertama dilakukan pada 1933 oleh arkeolog Amerika, David Crockett Graham, yang saat itu mengajar di Universitas Serikat Tiongkok Barat (kini Universitas Sichuan).

BACA JUGA:Naga Api Sepanjang 67 Meter Ramaikan Festival Tarian Naga Api Tai Hang 2025 di Hong Kong

BACA JUGA:Dimsum Mentai, Inovasi Kuliner Modern yang Satukan Tiongkok dan Jepang

Sejak saat itu, serangkaian penggalian terus dilakukan. Termasuk temuan besar pada 1984 dan 1986 yang mengungkap ribuan artefak perunggu dari dua lubang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: