Manfaatkan IoT, Petani Kediri Sukses Naikkan Hasil Produksi Hingga 70 Persen

Manfaatkan IoT, Petani Kediri Sukses Naikkan Hasil Produksi Hingga 70 Persen

Sunandar, seorang petani asal Kediri memperlihatkan hasil panen melon kinanti di kebunnya. -- Sunandar

Dari pengalaman Sunandar dan istrinya yang selama ini menggunakan teknologi itu, biaya operasionalnya menjadi lebih murah. "Itulah yang namanya low cost farming," ucapnya.

"Selain itu, hasil panen kami jadi meningkat. Bahkan peningkatannya signifikan. Bisa sampai 60-70 persen. Lebih baik dibandingkan dengan cara tradisional," ungkap Sunandar saat diwawancarai Harian Disway, 15 Oktober 2025.

Adapun komoditas pertanian yang ditanam oleh Sunandar lumayan beragam. Mulai dari selada, pakcoy, kangkung, kale, kailan, caisim, dan pagoda. Lalu, ada juga green romaine, aneka varietas melon, serta tomat ceri.

Sunandar menyebut bahwa lahan bertaninya ada di area outdoor dan green house. Saat ini, anggota Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 4 itu juga sedang membangun lahan green house seluas 320 meter persegi.

BACA JUGA:Dari Sawah ke Startup: Transformasi Petani Milenial Indonesia Melalui Kolaborasi Lintas Generasi

BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Gubernur Khofifah Minta Bupati dan Wali Kota Serap Tomat Petani

Sunandar pertama kali mengenal IoT, sejak mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang.


Proses persiapan tanah untuk menanam tanaman sayur dan buah di green house milik Sunandar. -- Sunandar

Waktu itu, BBPP Ketindan mengadakan program Project K-Smart Farming. Bekerja sama dengan Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS).

"Pelatihannya sudah ada sejak 2021. Waktu itu, ada pengiriman pelatihan Project K-Smart Farming dari Korea Selatan. Kemudian, saya kembangkan sendiri teknologi yang sudah dipelajari dengan tim," ujarnya.

Mengutip dari laman resmi BBPP Ketindan Malang, program pemerintah yang bekerja sama dengan lembaga asal Korea Selatan itu akan membantu para petani untuk memperkenalkan secara luas teknologi pertanian Smart Farming.

BACA JUGA:Temui Petani Desa Dempel, Pak King Dorong Regenerasi Petani di Ngawi

BACA JUGA:DPR Minta Tata Niaga Gula Dibenahi, Petani Tebu Terancam Rugi

"Menggabungkan teknologi Smart Farming dalam pertanian adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing," papar Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian RI, dikutip dari situs tersebut.

"Kami ingin memastikan petani sejahtera, harga stabil, dan produksi terus meningkat. Inilah arah besar pembangunan pertanian di era Presiden Prabowo Subianto. Yaitu menjaga kedaulatan pangan dengan keberpihakan nyata kepada petani," lanjut Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: