Bahaya Pay Later Mengintai Warga Jawa Timur? OJK dan BI Beri Peringatan
Kepala OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari (tengah), mengungkapkan pendapatnya tentang pay latter, Selasa, 18 November 2025-OJK Jawa Timur-
BACA JUGA:7 Cara Menghindari Jebakan Pinjol Ilegal yang Tidak Terdaftar di OJK

Temu media Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Keuangan di Surabaya, Selasa, 18 November 2025-OJK-
Meski tidak menyediakan layanan, OJK tetap memantau risiko sistemik dari Pay Later. Menurut Yunita, bank nasional yang bekerja sama menerapkan kriteria ketat dan pengelolaan risiko terukur, sebelum menyalurkan kredit konsumen.
Namun, ia menekankan pentingnya literasi keuangan agar masyarakat tidak terjebak dalam hutang berlebihan akibat kemudahan akses kredit instan.
"Kami terus mendorong edukasi agar masyarakat, paham risiko sebelum menggunakan layanan keuangan digital," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BI Jawa Timur, Ibrahim, justru mengalihkan fokus ke tantangan ekonomi global yang jauh lebih strategis. Yakni perubahan pola perdagangan internasional.
BACA JUGA:OJK Pastikan Lonjakan Paylater Tak Berdampak Pada Penurunan Tabungan Perbankan
BACA JUGA:Fenomena Judol Meningkat, OJK Perintahkan Pemblokiran 10.016 Rekening Judi Online
Ia menghubungkannya dengan Amerika Serikat (AS) kini cenderung meninggalkan multilateralisme. Beralih ke kesepakatan bilateral.
Hal tersebut memaksa Indonesia membuka pasar ekspor non-tradisional. "Kita perlu mencari mitra dagang baru seperti Meksiko, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, dan Chili," tegas Ibrahim.
Berdasarkan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA), Jawa Timur memiliki keunggulan di sektor otomotif dan kendaraan, logam mulia dan perhiasan, serta mesin mekanis.
Ibrahim mencontohkan, kendaraan buatan Jatim bisa diekspor ke Meksiko, perhiasan ke UEA, dan mesin ke Afrika Selatan. "Ketahanan ekonomi ke depan ada pada diversifikasi pasar," tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: