Tentang Remaja Pembunuh Teman di Deli Serdang: Tersangka Izin sang Ibu Dulu
ILUSTRASI Tentang Remaja Pembunuh Teman di Deli Serdang: Tersangka Izin sang Ibu Dulu.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Pembunuhan Antarteman, Dibacok Celurit di Bandung: Mengapa Remaja Membunuh?
Calvijn: ”Kemudian, tersangka mengajak korban main biliar di dekat rumah korban. Sedangkan korban mau. Mereka berangkat menuju tempat biliar.”
Keduanya bermain biliar pukul 18.00–22.00 WIB. Saat itulah, Rasya mengatakan ingin menginap di rumah Bonio.
Bonio senang mendengar Rasya akan menginap di rumahnya. Saat itu Bonio tinggal sendirian. Kakak Bonio bernama Diva yang biasanya tinggal di sana sedang kerja ke luar kota sebagai ahli gizi di proyek MBG (makan bergizi gratis).
Rencana Rasya pas. Bonio tinggal sendirian. Rumah tersebut milik ortu Bonio. Ayah Bonio bernama Johar merupakan kepala desa Parmonangan, tinggal di Desa Parmonangan bersama ibunda Bonio. Entah, apakah sebelumnya Rasya sudah tahu bahwa Bonio tinggal sendirian atau tidak. Belum diungkap polisi.
Seusai main biliar, mereka pulang ke rumah Bonio. Tiba di rumah pukul 22.15. Begitu tiba, Rasya membuka tas mengeluarkan rokok ganja. Rokok itu mereka isap berdua.
Dalam kondisi setengah mabuk, Bonio tidur di sofa ruang tamu. Rasya belum tidur. Tidak terjelaskan, apa kegiatan Rasya saat menunggu Bonio tidur.
Sekitar pukul 00.30, Jumat, 14 November 2025, Rasya mendekati Bonio yang tidur. Ia mengeluarkan gunting yang sudah ia bawa dari rumah.
Calvijn: ”Namun, pelaku kurang yakin dengan senjata itu. Ia menemukan linggis. Ia pun merasa masih kurang juga. Lalu, ia mengambil pisau dapur di rumah tersebut.”
Dengan tiga senjata logam itulah, Rasya mendekati tubuh Bonio yang tidur.
Senjata pertama yang digunakan adalah linggis. Rasya memukul kepala Bonio dengan besi panjang seberat sekitar 2 kilogram itu. Sangat fatal.
Bonio terjaga seketika. Ia masih bisa bangkit. Namun, ia belum memahami situasi. Rasya tidak pakai menunggu, langsung memukul kepala Bonio lagi.
Bonio jatuh. Namun, ia kemudian cepat merangkak menjauhi Rasya. Mungkin, Bonio saat itu mulai sadar bahaya. Namun, sudah terlambat.
Rasya menikam punggung Bonio dengan gunting. Bonio makin cepat bergerak menyelamatkan diri. Rasya mengejar, menikam punggung Bonio dengan pisau dapur. Tusukan terakhir itulah yang menghentikan gerakan Bonio. Ia terkapar di lantai. Tak bergerak lagi.
Rasya menunggu beberapa saat. Mungkin ia memastikan kondisi korban. Setelah yakin bahwa korban sudah tak bergerak, ia menyeret tubuh korban ke kamar. Kemudian, mengangkatnya, dinaikkan ke ranjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: