Gubernur NTT Paparkan Enam Sektor Kerja Sama di Beijing

Gubernur NTT Paparkan Enam Sektor Kerja Sama di Beijing

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena (kri) berfoto Bersama Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun saat kunjungan di KBRI Tiongkok.-Doan Widhiandono-

BEIJING, HARIAN DISWAY — Enam sektor kerja sama menjadi fokus presentasi Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lenadalam forum yang digelar di KBRI Beijing, Sabtu, 15 November 2025.

Dalam kegiatan yang dipandu langsung Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun, gubernur memaparkan peluang investasi bernilai strategis di hadapan puluhan pengusaha Tiongkok, mitra diplomatik, dan kalangan media.

Melkiades, sapaan Gubernur, membuka paparannya dengan gambaran singkat tentang posisi NTT sebagai provinsi yang tengah naik daun dalam rantai pasok nasional. Mulai dari perikanan, peternakan, energi terbarukan, hingga agrobisnis.

Enam sektor prioritas itu terdiri atas kelautan dan perikanan, peternakan, pertanian dan perkebunan, energi, pariwisata, serta pengembangan aset-aset seperti kawasan industri dan lahan strategis pemerintah daerah.

BACA JUGA:Catatan Transaksi Misi Dagang Jatim–NTT Tembus Rp 1,88 Triliun

BACA JUGA:Kematian Prada Lucky di NTT, 4 Prajurit TNI Ditahan Polisi Militer

“NTT berada pada fase percepatan. Kami memiliki potensi yang besar, dan kami ingin bertumbuh bersama mitra internasional, termasuk pengusaha Tiongkok,” ujar Melkiades dalam sesi presentasi. 

Pada sektor kelautan dan perikanan, Melkianus menyoroti kekuatan produksi rumput laut yang mencapai lebih dari 1,3 juta ton per tahun. Juga peluang hilirisasi untuk produk bioteknologi dan ekspor premium ke Jepang, Tiongkok, dan Uni Eropa.

Infrastruktur cold chain, teknologi budidaya modern, serta revitalisasi lahan garam menjadi tiga pintu masuk investasi yang menurutnya “siap digarap dan menghasilkan dampak cepat”.

Di subsektor peternakan, NTT menempatkan diri sebagai pusat pengembangan sapi potong dan babi di Indonesia timur. Dengan status bebas penyakit mulut dan kuku, provinsi ini disebut telah memenuhi standar pasar ekspor. 


Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena memaparkan peluang investasi di KBRI Tiongkok.-Doan Widhiandono-

Sektor pertanian dan perkebunan tak kalah strategis. Komoditas kopi, kakao, jambu mete, dan kelapa disebut memiliki produksi besar, tetapi belum ditopang oleh hilirisasi yang memadai. Melkiades mengajak pelaku industri makanan, kosmetik, dan pangan fungsional Tiongkok untuk memanfaatkan potensi tersebut. “NTT sudah punya bahan bakunya. Nilai tambahnya tinggal kita bangun bersama,” katanya.

Sementara pada sektor energi, Melkianus menggarisbawahi target provinsi menuju bauran energi bersih, terutama matahari, panas bumi, dan biomassa. Kawasan Industri Bolok (KIB) disebut sebagai lokasi yang siap untuk penyediaan panel surya skala besar, pembangkit hybrid, dan fasilitas penyimpanan energi.

Tanpa mengabaikan kekuatan pariwisata, Melkianus menutup presentasi dengan undangan langsung kepada para pengusaha. “Lihat sendiri betapa cantiknya Labuan Bajo, Danau Kelimutu, Wae Rebo, dan pulau-pulau kecil kami,” ujarnya. Ia menekankan bahwa sektor pariwisata memerlukan kolaborasi dalam pembangunan hotel, transportasi laut, dan layanan wisata premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: