Kerugian Akibat Banjir Aceh Capai Rp2,04 Triliun, PNBP Tambang Cuma Rp929 Miliar
Kerugian ekonomi banjir bandang Aceh ditaksir mencapai Rp2,04 triliun, melampaui PNBP tambang yang hanya Rp929 miliar. Center of Economic and Law Studies (Celios) desak urgensi moratorium dan penataan ulang izin pertambangan.-MABES POLRI-mediahub.polri.go.id
HARIAN DISWAY - Kerugian ekonomi akibat banjir bandang yang melanda wilayah Aceh diperkirakan jauh melampaui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh sektor ekstraktif.
Center of Economic and Law Studies (Celios) mengatakan, ketimpangan tersebut menunjukkan aktivitas tambang dan perkebunan belum memberikan imbal hasil yang sepadan. Kondisi ini dinilai tidak seimbang dengan risiko bencana yang menghantam wilayah tersebut.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira Adhinegara menyampaikan, PNBP sektor pertambangan di Aceh tercatat hanya Rp929 miliar hingga 31 Agustus 2025.
Ketimpangan serupa juga terlihat pada sektor perkebunan sawit. Dana Bagi Hasil (DBH) Perkebunan Sawit Aceh tahun ini hanya berkisar Rp12 miliar saja, sementara DBH mineral dan batubara (Minerba) mencapai Rp56,3 miliar.
Nilai ini jika digabungkan tetap tak mampu menutupi kerugian besar yang ditimbulkan pascabencana.
“Jauh lebih kecil dibanding kerugian Rp2,04 triliun akibat banjir,” lanjut Bhima dalam keterangannya, dikutip Jumat, 5 Desember 2025.
Di tingkat nasional, akumulasi kerugian ekonomi akibat banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), mencapai Rp68,6 triliun.
Angka tersebut terpaut jauh dari penerimaan Penjualan Hasil Tambang (PHT) nasional per Oktober 2025 yang hanya Rp16,6 triliun.
“Kerugian ekonomi nasional Rp68,6 triliun, lebih besar,” tegas Bhima.
BACA JUGA:Unsur Pidana di Banjir Sumatra, Ada Jejak Gergaji Mesin pada Gelondongan Kayu yang Terbawa Arus
BACA JUGA:Jumlah Korban Jiwa Bencana Banjir–Longsor di Tiga Provinsi Sumatra Tembus 836 Orang
Selain kerugian makro, Celios juga menghitung kerugian materi di 3 provinsi terdampak yang mencapai Rp2,2 triliun. Perhitungan tersebut mencakup lima jenis kerusakan:
- kerugian rumah tinggal, diperkirakan mencapai Rp30 juta per unit
- kerusakan jembatan, dengan biaya pembangunan ulang Rp 1 miliar per unit
- hilangnya pendapatan keluarga selama 20 hari kerja
- kerugian sawah dengan asumsi kerugian Rp6.500 per kilogram gabah dan estimasi produksi 7 ton per hektar
- serta biaya perbaikan jalan yang memerlukan rata-rata Rp100 juta per 1.000 meter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: