Australia Resmi Melarang Remaja di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial
Ilustrasi Anak Bermain Media Sosial di Handphone---Freepik
Ia menjelaskan bahwa otak remaja mendapatkan waktu istirahat lebih optimal ketika tidak terus-menerus memeriksa notifikasi atau menggulir linimasa. Tanpa paparan layar hingga larut malam, tidur menjadi lebih nyenyak dan tidak mudah terganggu.
Tanpa tekanan untuk selalu membandingkan diri dengan unggahan orang lain, banyak remaja merasa lebih percaya diri.
Mereka tidak lagi terjebak dalam standar kecantikan. Atau pencapaian lain yang kerap dibuat-buat melalui foto atau video yang diedit.
BACA JUGA:Outrage Fatigue dan Stres: Alasan Bijaksana Menggunakan Media Sosial
BACA JUGA:Cyber Account Jadi ‘Safe Space’ Baru Anak Muda di Era Media Sosial
Sebaliknya, penilaian diri lebih banyak muncul dari pengalaman nyata. Bukan dari komentar atau jumlah “likes”.
Dampak lain yang terlihat adalah perubahan dalam hubungan pertemanan. Ketika tidak aktif di media sosial, remaja lebih banyak berinteraksi secara langsung.
Komunikasi tatap muka membuat hubungan lebih jujur, lebih dalam, dan lebih dapat dipercaya. Jumlah teman mungkin berkurang. Tetapi hubungan yang tersisa biasanya lebih kuat dan stabil.
Media sosial tak hanya menyajikan informasi baru setiap detik. Tetapi juga menciptakan standar sosial yang sering kali tak realistis. Hal itu menimbulkan kecemasan dan rasa takut tertinggal (FOMO) yang terus-menerus.

Anak muda menikmati waktu di kafe estetik sambil berburu foto untuk media sosial, mencerminkan tren FOMO.-freepik-
BACA JUGA:Tip Tetap Waras di Tengah Riuhnya Informasi Demo di Media Sosial
BACA JUGA:Mengenal Budaya Konsumtif dan Fenomena Flexing di Media Sosial
Dengan berhenti menggunakan media sosial, beban psikologis itu ikut berkurang. Remaja menjadi lebih fokus pada sekolah, hobi, serta tujuan pribadi tanpa gangguan.
Secara keseluruhan, para ahli mencatat bahwa remaja yang hidup tanpa media sosial cenderung tumbuh lebih seimbang, lebih sadar diri, dan lebih dekat dengan kehidupan nyata. Mereka juga membuat keputusan yang lebih baik bagi kesehatan mental jangka panjang.
Kebijakan Australia itu pun menjadi sorotan dunia. Banyak yang menilai langkah tersebut dapat menjadi model bagi negara lain. Khususnya dalam menghadapi tantangan kesehatan mental generasi muda di era digital. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: